Namun, semakin jauh seseorah dari sumber suara, maka akan semakin melemah atau pelan bunyi yang terdengar.
Hal ini karena bunyi menggunakan energi untuk merambat. Makin jauh jarak rambatnya, maka makin lemah energi bunyinya.
Faktor yang memengaruhi keras atau pelannya bunyi adalah medium atau media tempat gelombang itu merambat.
Semakin padat partikel pada media rambatnya, maka bunyi akan terdengar lebih keras. Begitu pula sebaliknya.
Misalnya, ketika kita ingin mendengar suara orang di ruang tertutup, kita akan menempelkan telinga pada pintu atau tembok.
Ketika kita menempelkan telinga di pintu atau tembok, maka suara orang yang berbicara di dalam akan terdengar jelas.
Namun saat kita hanya berdiri di depan ruangan tanpa menempelkan telinga, suara orang di dalam tidak akan terdengar.
Hal ini karena benda padat merupakan benda paling baik untuk merambatkan bunyi. Sementara air dan udara lebih rendah.
Faktor yang memengaruhi keras atau pelannya suara selanjutnya adalah cepat rambat bunyi di udara.
Cepat rambat bunyi di udara ini tidak selalu sama, melainkan dipengaruhi oleh temperatur atau suhu.
Kenaikan suhu dapat menambah energi kinetik gelombang suara sehingga suara akan terdengar lebih keras saat udara hangat.
Baca Juga: Bagaimana Bunyi Mantra yang Selalu Diucapkan Pipiyot? Ini Faktanya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR