Bobo.id - Ada debu kimia berbahaya yang diketahui dihasilkan oleh Stasiun Antariksa Internasional (ISS) di ruang angkasa.
Bersumber dari space.com, debu ini memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi daripada debu lantai di Amerika Serikat dan Eropa Barat.
Menurut penelitian, debu kimia dari Stasiun Antariksa Internasional keluar dari sistem penyaringan udaranya.
Lantas, apa saja bahan kimia yang ditemukan dan dampaknya? Yuk, cari tahu informasi lengkapnya bersama Bobo!
Jenis Bahan Kimia yang Ditemukan
Adapun jenis bahan kimia yang ditemukan berupa polibrominasi difenileter (PBDE).
Polibrominasi difenileter biasanya digunakan untuk menghambat nyalanya peralatan listrik di Bumi.
Para peneliti memperkirakan datangnya polibrominasi difenileter berasal dari penggunaan penghambat api anorganik di stasiun ruang angkasa.
Stuart Harrad, seorang profesor di Universitas Birmingham menjelaskan bahwa konsentrasi PBDE dalam sampel debu ISS setara dengan debu rumah di Amerika Serikat.
Selain PBDE, ada juga brominated flame retardants (BFR) dan ester organofosfat (OPE) dalam sampel tersebut.
Dua bahan kimia itu digunakan dalam peralatan listrik, elektronik, insulasi bangunan, kain furnitur, dan busa.
Baca Juga: Unik, Apa itu Fenomena Awan Noctilucent yang Bersinar pada Musim Panas?
Sedangkan OPE sedang dibatasi pemakaiannya oleh Badan Bahan Kimia Eropa karena dapat menjadi racun bagi kesehatan.
Tim juga mendeteksi hidrokarbon aromatik polisiklik (PAK), yang biasanya terdapat dalam bahan bakar hidrokarbon.
Bifenil poliklorinasi (PCB) yang digunakan dalam sealant bangunan dan jendela.
Serta ada zat perfluoroalkyl (PFAS) yang biasanya dimanfaatkan untuk pemeriksaan noda pada kain, namun sudah dibatasi pemakaiannya.
Diperkirakan, bahan-bahan kimia di atas berasal dari barang-barang seperti MP3, komputer tablet, perangkat medis, dan pakaian yang dibawa oleh awak ISS dari Bumi.
Sampah Antariksa yang Beragam
Selain debu berbahan kimia, di ruang angkasa juga terdapat lebih dari 27.000 keping sampah ruang angkasa.
Faktanya, sampah ruang angkasa dapat bergerak dengan kecepatan sekitar lebih dari 25.000 kilometer per jam.
NASA menjelaskan, dengan kecepatan pergerakan sampah di ruang angkasa yang tinggi, maka besar kemungkinan menimbulkan risiko tabrakan.
Untuk itu, para ilmuwan selalu mengembangkan ilmu pengetahuan untuk bisa mengupayakan pembersihan sampah ruang angkasa.
Dari mana ribuan kepingan sampah ini bisa sampai ruang angkasa?
Baca Juga: Hewan Laut Terberat Pernah Hidup 39 Juta Tahun Lalu, Apa Namanya?
Sejak 1957, Badan Antariksa Eropa mengamati, bahwa manusia telah mengirimkan lebih dari 12.000 satelit ke antariksa.
Namun, satelit-satelit yang tidak aktif dan rusak akan tertinggal di angkasa dan menjadi sampah.
Badan Antariksa Eropa memperkirakan ada sekitar jutaan objek puing sampah di ruang angkasa dengan karakteristik yang berbeda.
Di antaranya kepingan berukuran 10 cm sebanyak 36.500, kurang dari 10 cm mencapai 1 juta keping, dan 330 juta berukuran sekitar 1 cm atau 1 mm.
Masing-masing puing ini berputar mengelilingi Bumi, sehingga mungkin untuk bertabrakan dengan pesawat ruang angkasa atau satelit.
Untuk itu, NASA selalu berupaya mengembangkan kemampuan roketnya untuk mengangkut sampah tersebut ke Bumi.
----
Kuis! |
Dari mana bahan kimia di ISS? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | NASA,space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR