Bobo.id - Tidak hanya kabel yang bisa menghantarkan arus listrik, ternyata kulit kita juga bisa melakukannya, lo.
Saat sedang bersentuhan dengan orang lain, tidak jarang kita merasakan tubuh terasa seperti tersengat listrik.
Tak perlu khawatir karena ini bukan masalah besar. Bahkan, hampir semua orang pernah merasakannya.
Sensasi tersetrum yang kita rasakan memang hanya sebentar dan tidak sakit, tapi membuat kita cukup terkejut.
Ini adalah akibat dari hantaran listrik statis. Yap, tubuh kita sebenarnya adalah salah satu medan listrik alami.
Listrik di dalam tubuh mempunyai peran untuk mengatur berbagai fungsi organ mulai dari otak sampai jantung.
Ada Listrik di Tubuh Manusia
Yap, kamu tidak salah baca, kok. Selain kabel di rumah, kita bisa menemukan aliran listrik di tubuh kita.
Listrik di tubuh manusia ini berasal dari atom dengan tiga elemen utama, yakni proton, elektron, dan neutron.
Elemen proton membawa muatan positif, elektron membawa muatan negatif, dan neutron membawa muatan netral.
Kalau atom di tubuh kita dalam keadaan normal, maka jumlah proton dan elektron adalah sama atau seimbang.
Baca Juga: 4 Perbedaan Pencernaan Kimiawi dan Mekanik pada Manusia, Materi Kelas 6 SD
Namun, kalau kulit kita sedang kelebihan elektron, maka kita akan menghantarkan banyak muatan negatif.
Begitu pun sebaliknya, ketika kulit kelebihan proton, maka kita akan menghantarkan banyak muatan positif.
Apa yang Membuat Sensasi Tersetrum?
Saat bersentuhan dengan orang lain, kadang kita merasakan sensasi tersetrum, tapi kadang tidak merasakannya.
Ketika tubuh sedang dalam kondisi normal atau proton dan elektron seimbang, maka kita tak merasa tersetrum.
Namun, ketika salah salah satu atom kelebihan muatan, maka ia akan mencari atom lainnya untuk melepaskan aliran.
Saat tubuh kelebihan elektron dan bertemu dengan orang yang kelebihan proton, mereka akan saling melepaskan.
Nah, pertemuan ini disebut pelepasan atom dan menyebabkan reaksi statis atau yang kita kenal dengan kesetrum.
Sebagai informasi, dari antara ketiga atom tadi, elektron adalah atom yang paling suka berpindah-pindah.
Kulit Kering Berpotensi Tersetrum
Tahukah teman-teman? Ternyata kondisi kulit bisa memengaruhi seseorang merasa tersetrum saat bersentuhan, lo.
Baca Juga: Benarkah Tubuh Manusia Lebih Tinggi di Pagi Hari? Ini Penjelasannya
Ketika kulit sedang kering, maka ia punya potensi yang lebih besar untuk merasakan sensasi tersetrum.
Sebab, kulit kering lebih bisa melepaskan elektron dengan mudah sehingga orang itu kelebihan muatan proton.
Saat orang dengan kulit kering bergesekan dengan orang yang kelebihan elektron, maka akan terasa tersetrum.
O iya, kulit kering biasa terjadi akibat udara dingin sehingga jumlah proton dan elektron menjadi tidak seimbang.
Namun jika kita berada di area hangat dan lembap, maka kulit tidak akan terasa kering dan tidak merasa tersetrum.
Semakin lembap dan hangat udara, maka potensi tersetrum saat kulit saling bersentuhan akan semakin kecil.
Tersetrum Karena Menyeret Kaki
Saat kita berjalan dengan cara menyeret, ternyata hal itu bisa menciptakan sensasi tersetrum. Kok bisa?
Gerakan menyeret kaki bisa memindahkan banyak elektron ke kaki. Elemen proton akan pindah ke lantai atau tanah.
Hal ini akan menyebabkan elemen dalam tubuh jadi tidak seimbang karena terlalu banyak muatan negatif.
O iya, potensinya akan semakin besar ketika kamu sedang menggunakan sepatu berbahan plastik atau karet.
Baca Juga: Kenapa Kucing Suka Menggosokkan Kepalanya ke Tubuh Kita? Ternyata Ini Alasannya
----
Kuis! |
Elektron membawa muatan apa? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Gramedia.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR