Bobo.id - Pada materi PPKn SMA, kita akan belajar tentang tantangan penerapan Pancasila pada masa awal kemerdekaan.
Seperti teman-teman tahu, Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang masih digunakan hingga saat ini.
Di masa sekarang, penerapan Pancasila ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang cukup pesat.
Meski begitu, penerapan Pancasila di zaman sekarang ini tentu berbeda dengan awal kemerdekaan lalu.
Bangsa Indonesia sendiri menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dan berhasil mendirikan NKRI.
Setelah Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara, penerapannya tidak langsung berjalan mulus begitu saja.
Penerapan Pancasila pada awal kemerdekaan cukup banyak mendapatkan hambatan dan tantangan.
Tantangan ini bisa terlihat dari berbagai pemberontakan untuk menggantikan Pancasila sebagai ideologi, contohnya:
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) ini terjadi di Madiun pada 18 September 1948 selama tiga bulan.
Tujuan utama pemberontakan ini adalah untuk didirikannya Negara Soviet Indonesia yang berideologi komunis.
Pemberontakan ini secara tidak langsung ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.
Baca Juga: Contoh Hak dan Kewajiban yang Sesuai Pancasila di Lingkungan Keluarga
Artinya, para pendukung Partai Komunis Indonesia tidak setuju kalau Pancasila jadi dasar negara di Indonesia.
Tentunya, pemberontakan ini tidak dapat dukungan dari kalangan masyarakat luas dan akhirnya bisa digagalkan.
Selain pemberontakan PKI, ada juga pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia atau pemberontakan DI/TII.
Peristiwa ini bermula dari kekecewaan rakyat karena pemerintah menyetujui perjanjian Renville dengan Belanda.
Gerakan yang dipimpin Kartosuwiryo pada 7 Agustus 1949 ini bertujuan ingin mendirikan Negara Islam Indonesia.
Pemberontakan ini terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Aceh.
Banyak upaya dilakukan untuk menghentikan pemberontakan. Akhirnya Kartosuwiryo berhasil ditangkap tahun 1962.
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah pasukan liar yang dibentuk oleh Kapten KNIL Raymond Westerling pada 1949.
Latar belakang terjadinya pemberontakan APRA adalah dibubarkannya negara bagian bentukan Belanda.
Yap, APRA tidak setuju dengan keputusan ini sehingga memutuskan melancarkan pemberontakan pada 1950.
Mereka melakukan pemberontakan dengan menduduki Kota Bandung serta menguasai markas Siliwangi.
Baca Juga: Bagaimana Upaya Mengatasi Tantangan dalam Penerapan Pancasila? Materi PPKn
Dengan adanya peristiwa ini, maka semakin cepat pula pembubaran Republik Indonesia Serikat yang saat itu berlaku.
Akhirnya pada 17 Agustus 1950 Indonesia kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) pada 1950 bertujuan untuk membentuk negara sendiri.
Pulau-pulau yang masuk ke dalam Republik Maluku Selatan ini adalah Pulau Seram, Ambon, dan Buru.
Berhasil dikalahkan pada November 1950, namun konflik yang terjadi di Pulau Seram terus terjadi hingga Desember 1953.
Kekalahan pada November 1950 membuat Republik Maluku Selatan kemudian mengungsi ke Pulau Seram.
Mereka selanjutnya mendirikan pemerintahan dalam rangka pengasingan di Belanda pada tahun 1966.
Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta adalah gerakan militer yang terjadi pada 1957-1960.
Pemberontakan yang terjadi di Sumatra dan Sulawesi ini bermula dari hubungan kurang harmonis antar pemerintah.
Hal ini dikarenakan jatah keuangan yang diberikan oleh pemerintah pusat tidak sesuai anggaran yang diusulkan.
Pemerintah daerah menganggap pemerintah pusat mengabaikan pembangunan daerah dan fokus pada pusat saja.
Baca Juga: Tantangan Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Global, Materi PPKn
Untuk mengakhiri pemberontakan PRRI/Permesta ini, pemerintah langsung melancarkan operasi militer gabungan.
Nah, itulah penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan. Semoga bermanfaat, ya!
----
Kuis! |
Apa yang memengaruhi penerapan Pancasila di masa kini? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR