Bobo.id - Planet yang paling dekat dengan Matahari adalah Merkurius, namun planet terpanas adalah Venus.
Banyak di antara kita yang belum mengetahui fakta unik ini.
Selain dikenal sebagai planet terpanas, ternyata Venus juga merupakan planet paling terang di Tata Surya kita, lo.
Bersumber dari space.com, Venus menjadi planet terpanas di Tata Surya karena atmosfer padatnya bisa memerangkap panas.
Akibat atmosfer tersebut, suhu di Venus bisa mencapai 880°F atau sekitar 471°C, cukup untuk melelehkan timah.
Dengan suhu sepanas ini, pesawat antariksa hanya bertahan beberapa jam setelah mendarat di permukaan Merkurius.
Selain itu, lapisan atmosfer Venus juga diebut mengerikan karena sebagian besar terdiri dari karbon dioksida dengan awan asam sulfat.
Itu adalah alasan kenapa Venus disebut planet terpanas. Lantas, apa yang menyebabkan Venus disebut planet paling terang di Tata Surya?
Yuk, cari tahu!
Fakta Kecerahan Venus
Venus terlihat berwarna putih cemerlang dari planet kita. Magnitudo maksimal atau kecerahannya mencapai -5.
Baca Juga: Bukan Warna Merah, Bintang Terpanas di Galaksi Ternyata Berwarna Biru, Ini Faktanya
Bersumber dari NASA, semakin kecil nilai magnitudo benda langit, maka semakin terang objek tersebut terlihat oleh mata manusia.
Meski terlihat putih, sebenarnya Venus terlihat memiliki semburat merah, cokelat, dan kuning jika dilihat dari dekat.
Menurut Cornell University, warna Venus ini berasal dari batuan vulkanik yang menghiasi permukaannya.
Akan tetapi warna asli Venus tidak tampak jelas dari bumi karena adanya awan asam sulfat yang mengelilingi permukaannya.
Venus disebut mirip dengan Bumi karena ukuran, massa, kepadatan, komposisi, dan besar gravitasinya.
Bukan termasuk planet gas, bagian dalam Venus terbuat dari inti besi metalik yang lebarnya 6.000 kilometer.
Bagian mantel planet ini tebalnya sekitar 3.000 kilometer, dan keraknya memiliki ketebalan 10-20 kilometer.
Mengalami Rotasi yang Berbeda
Venus mengalami rotasi retrograde, yang berarti berputar ke arah yang berlawanan dengan mayoritas planet di tata surya.
Sebagian besar planet berputar searah dengan orbitnya mengelilingi Matahari, tetapi Venus berputar ke arah yang berlawanan.
Rotasi retrograde pada Venus masih merupakan misteri ilmiah yang belum sepenuhnya terpecahkan.
Baca Juga: Sangat Jauh dari Bumi, Bagaimana Cara Astronom Menentukan Usia Bintang?
Salah satu teori utama adalah bahwa Venus awalnya berputar searah dengan mayoritas planet di tata surya, tetapi mengalami tabrakan besar dengan objek luar biasa besar.
Tabrakan ini dapat mengubah arah rotasi planet, menyebabkan rotasi retrograde.
Ada juga yang meneliti bahwa interaksi gravitasi Venus dengan Matahari dan planet-planet lain selama miliaran tahun dapat mempengaruhi rotasi planet ini.
Efek gravitasi kompleks dari Matahari dan planet-planet bisa menghasilkan perubahan arah rotasi Venus dari searah dengan sekarang menjadi retrograde.
Gangguan dari gumpalan materi selama pembentukan tata surya, seperti asteroid atau komet, bisa mempengaruhi rotasi Venus dan menyebabkannya berputar ke arah yang berlawanan.
Rotasi retrograde menghasilkan pola angin yang tidak biasa di atmosfer Venus.
Angin bergerak dari barat ke timur, melawan arah rotasi planet yang menyebabkan sistem cuaca yang kompleks dan pola angin yang ekstrem di atmosfer Venus.
Rotasi retrograde juga menghasilkan efek tambahan pada efek rumah kaca di Venus.
Atmosfer yang tebal dan panas yang dihasilkan oleh radiasi matahari yang terperangkap menciptakan suhu permukaan yang sangat tinggi.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Seberapa panas suhu di Venus? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR