Kawah ini terbentuk ketika ada benda antariksa menghantam permukaan bulan dengan kecepatan tinggi.
Jika dilihat dari dekat, permukaan bulan sebagian besar berwarna abu-abu seperti aspal yang sudah usang dan lama digunakan.
Warna abu-abu ini diperoleh dari jenis batuan seperti basal mare, breksi, anorthosite, dan regolith.
Batuan basal mare adalah batu basal vulkanik yang umum ditemukan di Lunar Maria, bintik-bintik gelap pada permukaan bulan.
Batuan breksi berbentuk tajam dan bergerigi, terbentuk selama tabrakan meteor dan ditemukan di kawah bulan.
Batuan anorthosite umum ditemukan di daerah dataran tinggi di bulan, terbentuk di lautan magma.
Terakhir, batuan regolith adalah pecahan batu yang ada di permukaan bulan, yang ditutupi oleh material berdebu yang tebalnya beberapa meter.
Keunikan Bulan
Sebagai satelit alami Bumi, bulan dapat melakukan revolusi terhadap Bumi dengan kecepatan sekitar 3.680 kilometer per jam.
Jarak bulan dengan Bumi sekitar 384.400 kilometer, sehingga pergerakan bulan tampak lambat dari pandangan manusia.
Uniknya, kecepatan antara revolusi dan rotasi bulan ternyata sama yang disebut rotasi sinkron, sehingga belahan bulan selalu menghadap bumi.
Baca Juga: Bintang Katai Cokelat disebut Bintang Terkecil di Angkasa, Seberapa Ukurannya?
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | NASA |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR