Bobo.id - Kalau sedang berbicara tentang hewan berduri, Bobo pasti ingat dengan satu hewan. Yap, ia adalah landak!
Duri tajam yang ada di punggung landak ini sangat penting untuk keamanan mereka saat berada di alam liar.
Ketika landak menghadapi bahaya atau ada musuh, maka mereka akan membiarkan durinya itu berdiri tegak.
Setelah itu, landak akan berdiri tegak dan memosisikan tubuhnya jadi bola yang rapat untuk melindungi perut.
Sebagai informasi, jumlah duri landak dewasa ini sangat banyak. Jumlah durinya bisa mencapai 8.000 lebih, lo.
Karakteristik unik landak ini sering bikin kita bertanya, apakah landak memiliki duri tajam itu sejak mereka lahir, ya?
Landak Lahir dengan Duri
Tahukah teman-teman? Ternyata, sejak bayi atau sejak ia dilahirkan, landak itu sudah punya duri di tubuhnya, lo.
Yap, bersumber dari Kompas.com, landak memulai hidup mereka dengan duri meski belum sepenuhnya berkembang.
Saat bayi landak lahir, mereka sudah memiliki duri kecil. Namun, duri-duri itu masih kecil dan sangat lunak.
Bahkan, diketahui kalau duri-duri bayi landak itu masih berada di bawah kulit dan terselimuti dengan cairan.
Baca Juga: Bukan Hanya Landak, Ini 5 Hewan Lain yang Punya Duri di Tubuhnya
Lapisan ini sangat penting karena mencegah duri melukai induknya saat sedang melahirkan bayi landak.
Kalau tidak ada lapisan itu, maka tentu saja induk landak akan kesulitan saat melahirkan bayi landak.
O iya, dalam setahun, landak betina dapat melahirkan dua kali. Tiap kehamilan, bisa lahir 4-7 bayi landak yang lucu.
Seiring Waktu, Durinya Berkembang
Meski duri pada bayi landak awalnya berada di bawah permukaan, duri itu tidak bersembunyi di waktu lama.
Sebab, beberapa jam setelah lahir, lapisan kulit ini akan berkontraksi hingga 150 duri landak muncul ke permukaan.
Ketika proses itu terjadi, kita bisa melihat duri-duri bayi landak yang berwarna putih seperti tubuhnya saat dilahirkan.
Saat tumbuh jadi dewasa, duri-duri bayi landak ini akan mengeras. Warnanya sering berubah jadi kombinasi putih-hitam.
Namun ketika melihat landak dewasa yang durinya berwarna putih, jangan khawatir. Sebab, ada juga landak duri putih.
Biasanya, perubahan itu akan terlihat saat bayi landak berumur satu bulan. Duri bayi landak akan lebih bertekstur.
Duri Landak Akan Tumbuh Terus
Baca Juga: 6 Fakta Unik Landak Semut, dari Ukuran Badan hingga Kemampuan Khusus
Sebagai informasi, duri landak terbuat dari keratin, protein yang sama membentuk rambut dan kuku manusia.
Duri itu tumbuh dari folikel rambut di bawah kulitnya. Folikel rambut ini memiliki akar yang menempel kuat di kulit.
Namun, akar duri landak tidak sekuat akar rambut manusia sehingga durinya bisa terlepas dalam kondisi tertentu.
Duri landak tumbuh dengan kecepatan sekitar 1/8 inci per minggu. Duri yang lama akan diganti dengan duri baru.
Biasanya, duri landak yang baru itu akan tumbuh lebih panjang dan lebih tajam dari duri landak yang lama.
Duri landak dapat tumbuh hingga 3 inci panjangnya. Duri yang paling panjang biasanya tumbuh di punggung landak.
Duri tajam yang ada di punggung landak itu memiliki beberapa fungsi penting bagi seekor landak, antara lain:
- Perlindungan dari predator.
- Membantu untuk bergerak.
- Membantu landak tetap hangat saat musim dingin.
Nah, itulah penjelasan terkait duri landak yang ternyata sudah ada sejak lahir. Semoga bisa jawab rasa penasaranmu, ya.
Baca Juga: Hewan Berduri Lucu, Ini Cara Pelihara Landak Mini dan 4 Fakta Uniknya
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Berapa jumlah duri pada landak dewasa? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR