Bobo.id - Sebuah puisi sering kali dibuat dengan kata yang bermakna ganda sehingga kita perlu cara khusus untuk bisa menafsirkannya.
Jadi, pada materi bahasa Indonesia kali ini, teman-teman akan belajar tentang cara manafsirkan puisi.
Melakukan apresiasi pada sebuah puisi ternyata termasuk dalam kegiatan apresiasi, lo.
Apresiasi puisi merupakan kegiatan sastra untuk mengenal, menghargai, menikmati, menafsirkan, mengevaluasi, menciptakan, hingga mempresentasikan puisi.
Nah, kita akan belajar lebih jauh tentang salah satu dari bentuk apresiasi puisi yaitu menafsirkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menafsirkan adalah kegiatan menerangkan maksud dari suatu perkataan yang tidak menurut apa adanya saja.
Sehingga sebuah kalimat akan dijelaskan hingga berbagai bagian yang tersirat dengan mengutamakan pendapat pribadi.
Sehingga menafsirkan puisi merupakan kegiatan menerangkan maksud dari setiap kata pada puisi yang dilihat dari maksud kata dan makna tersirat di baliknya.
Karena itu, kegiatan menafsirkan puisi termasuk kegiatan mengapresiasi karya dengan membaca dan memahaminya.
Hasil tafsiran kita pun bisa membantu orang lain untuk ikut mengapresiasi dengan mudah.
Namun sayangnya menafsirkan puisi tidak bisa dilakukan dengan mudah tergantung pada jenis puisi dan pemilihan kata yang ada di dalamnya.
Baca Juga: Contoh Penggunaan Majas Hiperbola dalam Puisi, Materi Kelas 6 SD
Sebuah puisi bisa diapresiasi dari sebuah teks puisi atau sebuah puisi yang sudah dibacakan.
Tentunya akan, puisi dalam bentuk teks dan yang sudah dibacakan akan mengalami proses berbeda untuk bisa ditafsirkan.
Hal itu terjadi karena sebuah teks puisi dibentuk dengan perpaduan banyak hal dari bunyi saat disampaikan, pengalaman emosi, imajinatif, hingga intelektual dari penyair.
Sehingga sebuah puisi akan sangat lekat dengan kehidupan individu atau sosial dari penulis.
Namun puisi tersebut juga bisa menjadi pengalaman khusus bagi para pembaca karena bisa juga berkaitan dengan kehidupan pembaca atau pendengar.
Nah, untuk menafsirkan puisi teman-teman perlu memperhatikan beberapa hal, dari jenis puisi, gaya bahasa, pendekatan sastra yang digunakan, serta pengalaman dan pengetahuan pembaca atau pendengar
Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menafsirkan puisi yang bisa teman-teman coba terapkan.
- Tentukan jenis puisi yang akan kita tafsirkan terlebih dulu.
- Setelah itu, pilih juga pendekatan sastra yang tepat untuk menafsirkannya teks puisi dan ini harus disesuaikan dengan jenis puisi dan tujuan.
- Kita juga bisa memilih pendekatan sastra sesuai dengan kebutuhan kedalaman pemahaman puisi.
- Pahami jenis pendekatan yang sudah dipilih, tentunya termasuk cara kerja yang harus dilakukan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membaca Puisi yang Baik? Materi Bahasa Indonesia
- Baca teks puisi yang akan ditafsirkan secara berulang-ulang untuk memahami setiap kata yang ada di dalamnya.
- Identifikasikan akulirik dan kata ganti orang yang ada di dalam puisi tersebut. Akulirik adalah orang yang berperan dalam sebuah puisi atau karya.
- Setelah itu lakukan parafrasa atau memprosakan puisi dengan cara menyisipkan kata atau kelompok kata di antara kata-kata puisi tersebut.
- Langkah terakhir adalah merumuskan hasil penafsiran yang sudah dibuat berupa makna, gagasan utama, dan pandangan dunia penyair menggunakan kalimat tang efektif.
Dengan memahami penjelasan dan langkah yang sudah dijelaskan, teman-teman bisa menafsirkan puisi dengan baik.
Baca Juga: Identifikasi Ciri-Ciri Pantun Tentang Pemilihan Ketua RW, Materi Kelas 5 SD
----
Kuis! |
Apa saja yang termasuk mengapresiasi itu? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR