Bobo.id - Indonesia termasuk negara yang kaya akan keberagaman budaya.
Keberagaman budaya di Indonesia dapat terjadi karena banyaknya pendatang dari negara luar yang tinggal dan menetap di negara kita sejak dahulu.
Tentu saja mereka membawa kebudayaan daerah masing-masing, kemudian mengalami kolaborasi dengan budaya asli Indonesia.
Maka dari itu, ada yang disebut dengan akulturasi budaya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.
Ada beragam bentuk budaya Indonesia yang terbentuk akibat akulturasi dengan budaya lain.
Pada pelajaran IPS, kita akan belajar menyebutkan bukti adanya akulturasi budaya Islam dan budaya lokal di Indonesia.
Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan di atas dari penjelasan berikut!
Pada saat masuknya agama Islam ke nusantara, terdapat budaya yang berkembang salah satunya di bidang seni bangunan.
Seni bangunan yang khas saat perkembangan Islam yaitu masjid, menara, dan makam.
Adapun ciri khas masjid kuno ditandai dengan atap tumpang atau bersusun, berbentuk limas, tidak ada menara, didirikan dekat dengan istana kerajaan.
Baca Juga: Mengapa Budaya Hindu-Buddha Mudah Diterima Masyarakat Indonesia? Materi IPS
Contohnya, Masjid Menara Kudus, Masjid Banten, Masjid Agung Demak, dan sebagainya.
Sastra termasuk bentuk budaya yang dikembangkan dan dipengaruhi oleh budaya dari negara lain.
Pada masa perkembangan Islam, abjad Arab mulai digunakan di Indonesia, umumnya ditemukan pada seni ukir, kaligrafi, dan sastra.
Contoh sastra yang berkembang zaman Islam yakni hikayat, babad, syair, dan suluk.
Teman-teman pernah menonton pertunjukan Tari Seudati dari Aceh?
Bersumber dari gramedia.com, Tari Seudati memiliki makna yaitu keteguhan, semangat, dan jiwa kepahlawanan dari seorang laki-laki Aceh.
Awalnya, tarian ini digunakan sebagai sarana penyebaran dakwah Agama Islam, dengan syair menceritakan tentang ajaran dan nilai-nilai Islam.
Oleh karena itu, tarian Seudati merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya Islam dan budaya lokal di bidang kesenian.
Indonesia menggunakan beberapa sistem kalender untuk menandai hari besar agama yang diakui, salah satunya kalender Hijriah.
Kalender Hijriah ditetapkan berdasarkan bulan Komariyah. Tanggal 1 Hijriah ditetapkan pada 14 September 622 Masehi.
Di sebagian wilayah Indonesia, masyarakat memperingati hari besar agama Islam dengan melaksanakan tradisi rutin.
Baca Juga: Bentuk Akulturasi Budaya India dengan Indonesia di Bidang Pemerintahan
Contohnya Sekaten yang merupakan perayaan yang diselenggarakan untuk menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Di dalam upacara tersebut, terdapat adat Grebeg Sekaten.
Grebeg Sekaten merupakan prosesi adat yang diadakan oleh Kraton Yogyakarta dan Kraton Surakarta pada momen tertentu.
Adapun upacara Grebeg diadakan pada Grebeg Syawal pada Hari Raya IdulFitri, Grebeg Besar bertepatan pada Hari Raya IdulAdha, dan Grebeg Maulud.
Simbol dari upacara Grebeg adalah gunungan, yang berisi hasil bumi berupa sayur dan buah, serta beragam jajanan pasar.
Gunungan biasanya akan dibawa oleh para abdi dalem yang menggunakan pakaian adat khusus.
Sebelum dapat dinikmati oleh masyarkat umum, gunungan akan didoakan terlebih dahulu sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
----
Kuis! |
Apa itu akulturasi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR