Kawasan perkebunan di luar Jawa itu tak sebanding dengan pemukiman warga yang kala itu masih kecil.
Akhirnya, didirikan pemukiman baru di Pulau Sumatra dan sebagian rakyat Jawa dipindahkan ke sana.
Warga yang dipindahkan ke sana kemudian dipekerjakan di perkebunan yang membutuhkan pegawai.
Kebijakan edukasi digunakan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan mengurangi rakyat buta huruf.
Hal ini dilakukan sekaligus karena pemerintah Belanda butuh pegawai yang terdidik dengan gaji rendah.
Bidang edukasi pun terbukti sangat berperan dalam pengembangan dunia pendidikan di Hindia Belanda.
Mulai tahun 1900-an, berdiri banyak sekolah, baik untuk kaum priyayi maupun rakyat biasa di daerah-daerah.
Meski begitu, kebijakan politik etis di bidang edukasi ini masih mengalami diskriminasi, teman-teman.
Jadi, hanya anak pegawai dan orang berekonomi tinggi yang bisa mendapatkan pendidikan layak.
Sementara itu, orang yang keluarganya berekonomi rendah tidak diperkenankan untuk sekolah.
Meski begitu, kebijakan edukasi ini tetap saja berhasil melahirkan golongan terpelajar dan terdidik.
Hal ini terbukti dari banyaknya organisasi pergerakan nasional, seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR