Yap, pada saat itu, Akiyoshidai berada di bawah laut.
Namun, akibat perkembangan bentuk permukaan Bumi, area ini terdorong ke atas menjadi daratan dan membantuk formasi batu kapur yang unik.
Di Akiyoshidai, juga terdapat gua besar yang dialiri air secara alami, membentuk stalaktit dan stalagmit yang unik.
Para pengunjung menamakan teras batu kapur unik itu sebagai '100 piring'.
Tempat terkenal ini disebut '100 piring' karena tampak seperti tumpukan piring raksasa yang saling tumpang tindih.
Sedangkan bagian lain dalam gua dikenal dengan nama 'Pilar Emas', sebuah stalaktit raksasa setinggi lebih dari 15 meter dengan diameter 4 meter.
Ada Pembakaran Rumput Rutin
Uniknya, penduduk Yamaguchi punya kebiasaan menarik untuk melestarikan Akiyoshidai, yaitu dengan melakukan pembakaran rumput.
Pada hari Minggu ketiga bulan Februari, pembakaran rumput dilakukan di Akiyoshidai untuk membantu padang rumput tampak hijau segar lagi.
Acara atau tradisi ini disebut Akiyoshidai Yama-yaki.
Kata yama-yaki dalam bahasa Jepang diartikan sebagai pembakaran gunung, tradisi yang sudah dilakukan sejak 600 tahun lalu.
Baca Juga: Populer di Budaya Jepang, Ini 5 Fakta Unik dari Kumbang Tanduk
Source | : | Japan Travel |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR