Hal ini didukung dengan terdengarnya teriakan keras beberapa hari sebelum ditemukan luka pada Rakus.
Beberapa hari kemudian, tim peneliti mengamati Rakus sedang mengunyah batang dan daun tanaman obat, akar kuning.
Tanaman itu adalah tanaman anti-inflamasi dan anti-bakteri yang digunakan untuk mengobati malaria dan diabetes.
Rakus berulang kali mengoleskan cairan dari batang tanaman itu ke pipinya. Hal itu dilakukan selama tujuh menit.
Ia juga mengoleskan daun yang telah dikunyah ke lukanya hingga lukanya tertutup seluruhnya oleh daun itu.
Tak hanya itu, Rakus juga diketahui memakan tanaman itu selama lebih dari 30 menit. Wah, lama juga, ya!
Karena durasi waktunya cukup lama, peneliti menyimpulkan bahwa Rakus memang sengaja melakukannya. Hihi.
Selain merawat luka dengan tanaman obat, ia terlihat beristirahat lebih lama dari biasanya. Lebih dari setengah hari!
Hal itu menunjukkan bahwa Rakus memang sedang berusaha memulihkan diri setelah mengalami cedera.
Langkah yang dilakukan Rakus tampaknya berhasil. Sebab, setelah lima hari, luka di pipi Rakus berhasil menutup.
Kerennya lagi, tidak terlihat tanda-tanda infeksi pada lukanya. Yap, ini berkat kepintaran orang utan.
Baca Juga: Termasuk Omnivora, Apa Jenis Makanan yang Dikonsumsi Orang Utan?
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR