Lautan ini kemudian mengapung dan menciptakan bercak grafit dan warna gelap pada permukaan Merkurius.
Tidak hanya itu, proses ini juga menyebabkan terbentuknya mantel kaya karbon di bawah permukaan, yang terdiri dari alotrop karbon seperti berlian.
Pesawat antariksa NASA MESSENGER mengumpulkan data geofisika.
Hasilnya, ditemukan ada banyak mineral pembawa karbon seperti berlian yang terbentuk pada antarmuka antara mantel dan intinya.
Merkurius dari Bumi
Di antara tujuh planet di tata surya, Merkurius termasuk planet yang sulit dilihat karena posisinya paling dekat dengan Matahari.
Akibatnya, Merkurius tidak pernah menyimpang terlalu jauh dari Matahari.
Orbit Merkurius lebih dekat ke Matahari daripada ke Bumi, sehingga dari sudut pandang kita, Merkurius selalu tampak berada pada arah yang sama dengan Matahari.
Padahal, pada jarak sebenarnya, Merkurius berada sejauh 47 juta kilometer dengan Matahari pada jarak terdekat, dan 70 juta kilometer pada jarak terjauh.
Sedangkan dari Bumi, Merkurius berada di titik terjauh dengan jarak 222 juta kilometer, dan 77,3 juta kilometer pada titik terdekat.
Dengan jarak dekat Matahari, suhu permukaan Merkurius mencapai 840°F atau 450°C.
Baca Juga: Masih Misterius, Ini Rahasia Mars yang hingga Kini Belum Terpecahkan
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR