Ketika amplitudonya besar, maka makin keras pula suara yang dihasilkan. Kalau amplitudonya kecil, suaranya pelan.
Suara atau bunyi datang dari energi mekanik berupa getaran yang menggetarkan telinga dan diterima sebagai suara.
Semakin besar energi yang dimiliki oleh suatu gelombang suara, maka semakin keras pula suara itu terdengar.
Semakin dekat jarak seseorang dari sumber suara, maka akan semakin keras bunyi yang bisa didengarnya.
Namun, semakin jauh seseorang dari sumber suara, maka akan semakin melemah atau pelan bunyi yang terdengar.
Ini karena bunyi menggunakan energi untuk merambat. Makin jauh jarak rambatnya, maka makin lemah energi bunyinya.
4. Media Rambat
Semakin padat partikel pada media rambatnya, maka bunyi akan terdengar lebih keras. Begitu pula sebaliknya.
Secara umum, kalau partikel media rambatnya padat, seperti tembok, maka bunyi akan terdengar lebih keras.
5. Cepat Rambat Bunyi di Udara
Cepat rambat bunyi atau suara di udara itu tidak selalu sama, melainkan dipengaruhi oleh temperatur atau suhu.
Kenaikan suhu bisa menambah energi kinetik sehingga suara akan terdengar lebih keras saat udara hangat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR