Bobo.id - Bila dipelajari lebih jauh tentang banyaknya kolonialisme dan imperialisme di wilayah Asia yang berasal dari bangsa Eropa, maka akan menemukan nama Tanjung Harapan.
Tanjung Harapan atau dalam bahasa Inggris Cape of Good Hope menjadi jalan pertama yang ditemukan penjelajah Portugis untuk menuju ke wilayah Asia.
Pada materi sejarah kali ini, kita akan belajar tentang sejarah Tanjung Harapan yang mendapatkan nama dari seorang Raja Portugal, yaitu Raja John II.
Jadi, mari simak penemuan Tanjung Harapan hingga pemberian nama yang sempat berganti-ganti.
Tanjung Harapan adalah sebuah tanjungan yang terletak di Afrika Selatan yang ditemukan oleh pelaut Bartholomeus Diaz.
Penemuan ini bermula dari penjelajahan yang dilakukan oleh Bartholomeus Diaz pada akhir abad ke-15.
Bartholomeus Diaz adalah seorang kesatria istana kerajaan Portugal yang memang ahli berlayar yang juga pasukan dalam beberapa peperangan.
Lalu, pada 10 Oktober 1486, ia mendapat tugas dari Raja John II untuk melakukan ekspedisi menemukan rute perdagangan baru ke Asia.
Atas perintah itu, Bartholomeus Diaz berangkat dari Lisabon dengan menggunakan tiga kapal memulai pelayaran pada Agustus 1487.
Ekspedisi yang dilakukan itu, membawa Bartholomeus Diaz menyusuri pantai barat Afrika dan bertemu dengan banyak suku setempat.
Lalu pada Desember 1487, Bartholomeus Diaz mencapai Walvis Bay yang kemudian mengitari Tanjung Harapan dan terus melakukan pernjalanan ke arah timur untuk menuju India.
Baca Juga: Apa Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Bagi Indonesia? Materi IPS
Namun, saat berlabuh di Kwaaihoek yang berdekatan dengan muara Sungai Bushman pada 12 Maret 1488 perjalanan Bartholomeus Diaz tidak dilanjutkan.
Para awak kapal menolak melanjutkan perjalanan dan memutuskan kembali ke Portugal.
Pada perjalanan pulang inilah Bartholomeus Diaz menemukan Tanjung Harapan, tepatnya pada Mei 1488.
Tahukah kalau sebelumnya Tanjung Harapan diberi nama oleh Bartholomeus Diaz sebagai Tanjung Badai atau Cape of Storms.
Nama itu diberikan karena lokasinya yang cukup berbahaya dengan banyak badai yang sering muncul.
Sebenarnya Tanjung Harapan merupakan tempat bertemunya Samudra Atlantik dan Hindia, sehingga memiliki angin dan arus yang berbahaya.
Bahkan kapal yang tidak kuat akan mengalami kerusakah hingga karam di wilayah tersebut.
Seperti sudah dijelaskan nama Tanjung Badai tidaklah banyak dikenal, namun nama Tanjung Harapan yang banyak dikenal.
Perubahan nama itu dilakukan setelah Bartholomeus Diaz tiba di Portugis dan menjelaskan hasil ekspedisi yang dilakukannya pada sang raja.
Dari penjelasan itu, Tanjung Harapan menjadi jalur yang bisa dilalui bangsa Eropa untuk melakukan perdagangan di Asia.
Sehingga tidak lama setelahnya nama Tanjung Badai diganti menjadi Tanjung Harapan atau Cape of Good Hope.
Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Imperialisme dan Kolonialisme, Materi Sejarah
Nama itu diberikan dengan dua alasan, yaitu menghilangkan kesan menakutkan bagi para pelayar dari Eropa.
Dengan begitu, para pedagang Eropa berani melalui wilayah tersebut untuk memperluas perdagangannya.
Selain itu, nama Tanjung Harapan membuka rute laut dari Eropa ke Asia yang juga jadi jalur hubungan dagang antara Eropa dan Afrika serta negara Timur.
Tentunya itu jadi harapan besar bagi bangsa Eropa dalam menemukan berbagai kebutuhan termasuk rempah-rempah.
Ditemukannya Tanjung Harapan itulah yang kemudian membawa banyak penjelajah Eropa datang ke wilayah Asia seperti India hingga Indonesia.
Jalur laut melalui Tanjung Harapan terus digunakan selama berabad-abad hingga dibukanya Terusan Suez pada abad ke-19.
Nah, itulah sejarah ditemukannya Tanjung Harapan yang kemudian jadi jalur laut pertama masuknya bangsa Eropa ke wilayah Afrika dan Asia.
(Foto: Creative Commons/Stefan Schäfer, Lich)
Editor: Heni Widiastuti
----
Kuis! |
Di mana letak Tanjung Harapan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR