Honai atau rumah jamur adalah rumah tradisional orang Papua. Tetapi, orang Papua yang tinggal di Pegunungan Arfak, Papua Barat, memiliki rumah tradisonal yang unik yang dikenal dengan sebutan Rumah Kaki Seribu.
Orang Arfak
Orang Arfak merupakan salah satu suku asli Papua. Mereka tinggal di Pegunungan Arfak, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Pegunungan ini terletak di sisi barat laut Semenanjung Kepala Burung.
Orang Arfak terdiri dari beberapa anak suku, yaitu Hatam, Moille, Meyakh, dan Sough. Mereka hidup di wilayah masing-masing dan memiliki bahasa sendiri-sendiri.
Meskipun bahasa mereka berbeda, orang Arfak memiliki sejarah yang sama. Kesamaan sejarah itu terlihat dari bentuk rumah tradisional yang mereka bangun, yaitu berbentuk Rumah Kaki Seribu yang disebut Iqkojei atau Mod Aki Aksa.
Rumah Panggung
Rumah tradisional orang Arfak berbentuk rumah panggung. Seluruh tiang, kerangka, dan lantai rumah terbuat dari kayu-kayu bulat berukuran kecil. Dindingnya dari kulit kayu. Atapnya dari rumput ilalang atau dari daun pandanus.
Rumah tradisional orang Arfak tidak memiliki jendela dan hanya memiliki dua pintu, yaitu pintu depan dan belakang.
Berbeda dengan rumah-rumah panggung di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi yang menggunakan kayu-kayu besar. Tiang penyangga rumah tradisional orang Arfak menggunakan kayu bulat berukuran kecil, namun jumlahnya sangat banyak. Oleh karena tiangnya sangat banyak, maka rumah tradisional ini dikenal dengan sebutan Rumah Kaki Seribu.
Rumah yang Aman
Arsitektur rumah tradisional orang Arfak merupakan warisan budaya orang Arfak yang menyatu dengan alam. Dengan peralatan seadanya, orang Arfak memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di alam untuk membuat rumah.
Bentuk rumah panggung yang kuat merupakan cara orang Arfak menciptakan tempat tinggal yang aman buat kelurganya. Selain untuk melindungi diri dari binatang liar dan lebih hangat, rumah panggung yang tertutup tanpa jendela juga dipercaya aman dari gangguan roh-roh jahat.
Sangat Kuat
Rumah Kaki Seribu sangat kuat karena menggunakan banyak kayu gelondongan yang diikat kuat-kuat. Untuk mengikat kayu, mereka menggunakan tali serat kayu dan rotan.
Bagian yang paling penting yang menopang bangunan ini adalah tiang penyangga. Khusus untuk tiang-tiang penyangga dibutuhkan kayu-kayu yang sudah tua dan kuat. Di atas tiang penyangga adalah bagian lantai rumah. Lantai rumah juga dibuat dari rangkaian kayu gelondongan yang dijalin rapi dan dibuat berlapis-lapis.
Rumah tradisional orang Arfak tidak memiliki kamar-kamar, namun dibagi menjadi dua bagian. Bagian kiri diperuntukkan bagi kamu perempuan (ngimsi). Sedangkan bagian kanan buat kaum laki-laki (ngimdi).
Karena suhu di Arfak sangat dingin, di dalam rumah terdapat tempat perapian untuk menghangatkan ruangan. Seperti rumah-rumah tradisional lainnya, rumah orang Arfak merupakan rumah besar yang dihuni beberapa keluarga.
Rumah Kaki Seribu
Rumah tradisional: Suku Arfak
Letak: Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Nama lokal: Iqkojei atau Mod Aki Aksa.
Jumlah pintu: 2 (pintu depan dan belakang)
Sumber foto: tabloidjubi.com, ekspedisinkri.com
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR