Sekitar bulan Agustus-September, buah kapuk yang keras akan mengeluarkan serat-serat lembut. Serat-serat itu akan terbang terbawa angin. Sekilas, hal itu terlihat seperti salju yang beterbangan. O ya, pohon kapuk sangat disayangi oleh Orang Maya. Kenapa, ya?
Kokoh untuk Tangga ke Surga
Pohoh kapuk bisa tumbuh hingga 70 meter. Diameter batang pohon kapuk yang dipenuhi duri bisa mencapai 3 meter. Besar, ya! O ya, pertumbuhan pohon kapuk juga terbilang cepat, lo. Dalam satu tahun, tingginya bisa mencapai 3 meter.
Orang Maya menganggap pohon kapuk sebagai pohon suci. Menurut mereka, batang pohon kapuk yang tumbuh tinggi bisa menghubungkan bumi dan langit. Orang Maya juga menganggap pohon kapuk sebagai tangga untuk para arwah menuju surga.
Bunganya Cantik, tapi Tak Sedap
Pohon kapuk punya bunga yang indah, tetapi baunya tidak sedap. Meski begitu, kelelawar sangat menyukai bunga ini. Bahkan, kelelawar selalu membantu proses penyerbukan pohon kapuk.
Meski tak sedap, bunga kapuk tetap indah untuk dilihat. Nah, karena keindahannya itulah, Orang Maya sering menggambar bunga pohon kapuk pada gerabah dan peralatan rumah lainnya.
Banyak Manfaat
Pohon kapuk punya banyak manfaat, lo. Biji, daun, dan kulit kayunya bisa digunakan untuk mengobati demam, asma, disentri, hingga penyakit ginjal. Selain dijadikan obat, biji kapuk juga bisa dijadikan bahan untuk membuat sabun, cat, dan minyak nabati. Minyak ini biasanya digunakan untuk diet.
Batang pohon kapuk yang besar dan panjang bisa digunakan untuk membangun rumah dan kano (perahu). Lalu, serat kapuk yang lembut bisa digunakan untuk mengisi kasur, bantal, guling, hingga menahan panas dan suara.
Tempat Makan dan Tempat Berlindung
Pohon kapuk tumbuh tinggi dan melebar, seperti payung. Kelebihan itulah yang membuat pohon kapuk dihuni banyak hewan, mulai dari monyet, burung, katak, hingga serangga. Selain dijadikan tempat tinggal, pohon ini juga dijadikan sumber makanan bagi beberapa hewan.
Kotak fakta:
Pohon kapuk (Ceiba pentandra) berasal dari hutan tropis di Amerika Selatan. Tapi, saat ini, pohon kapuk juga tumbuh di Afrika Barat dan Asia Tenggara.
Saat musim kemarau, pohon ini akan menggugurkan daunnya. Daun tersebut akan tumbuh kembali setelah bunga pohon kapuk muncul.
Di alam liar, pohon kapuk bisa bertahan hingga 300 tahun.
Foto: Creative Commons
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR