Coba bayangkan jika ada sejumlah jembatan disambung-sambung jadi satu. Hasilnya adalah jembatan yang panjang dan mengagumkan. Itulah yang terjadi pada Jembatan Barelang yang menyatukan enam jembatan.
Barelang
Jembatan Barelang adalah singkatan dari singkatan dari BAtam, REmpang, dan gaLANG. Nama ini dipakai karena jembatan ini menghubungkan Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru.
Meskipun rangkaian jembatan tersebut dikenal dengan Jembatan Barelang, namun masyarakat sekitar lebih suka menyebutnya Jembatan Habibie. Sebab, jembatan ini diprakarsai oleh Pak BJ Habibie.
Jembatan Barelang sudah menjadi ikon Pulau Batam. Tujuan dibangunnya jembatan ini adalah untuk menghubungkan wilayah-wilayah kawasan industri di Kepulauan Riau.
Enam Jembatan
Jembatan Barelang terdiri dari 6 jembatan yang punya nama sendiri-sendiri.
1. Dari Pulau Batam dan Tonton dihubungkan dengan Jembatan Tengku Fisabilillah dengan panjang 642 meter.
2. Dari Pulau Tonton ke Pulau Nipah dihubungkan Jembatan Nara Singa sepanjang 420 meter.
3. Dari Pulau Nipah ke Pulau Setoko dihubungkan Jembatan Raja Ali Haji sepanjang 270 meter.
4. Dari Setoko ke Rempang dihubungkan Jembatan Sultan Zainal Abidin sepanjang 365 meter.
5. Dari Rempang ke Galang dihubungkan Jembatan Tuanku Tambusai sepanjang 385 meter.
6. Dari Galang ke Galang Baru dihubungkan Jembatan Raja Kecik sepanjang 180 meter.
Buatan Indonesia
Hebatnya, jembatan ini benar-benar diprakarsai dan dikerjakan oleh ratusan insinyur Indonesia tanpa campur tangan tenaga ahli dari luar negeri. Jembatan ini dibangun untuk memperluas wilayah kerja Otorita Batam (OB) sebagai regulator daerah industri Pulau Batam.
Pembangun jembatan Trans Barelang telah menyedot anggaran Otorita Batam (OB) sebesar Rp 400 Miliar yang dibangun dalam masa enam tahun (1992 - 1998).
Nah, kalau main ke Batam, jangan lupa untuk mengunjungi Jembatan Barelang, ya, supaya tahu seperti apa sih jembatan yang menyatukan 6 jembatan ini.
Teks: Wahyu; Foto: www.bpbatam.go.id, tribunnews.com
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR