Hans, si raksasa baik hati, sedang pilek. Hatchiuuu… Wuaah, setiap kali ia bersin, angin kencang bertiup. Jemuran pakaian beterbangan, pohon pun banyak yang tumbang.
KUSSUSANI
Hans Pilek
“Wah gawat! Aku harus segera mencari obat. Agar tidak merusak Negeri Dongeng ,” gumam Hans. Namun, tiba-tiba ia bersin lagi. Kali ini sangat keras. Hatchiuuu!!
KUSSUSANI
Hans Pilek
Akibatnya… “Tolooong, rumahku terbaaang…” teriak Pak Kadir bingung. Ia segera mengejar rumahnya. Namun, ternyata rumahnya tersangkut di atas pohon besar. “Ooh, apa yang harus kulakukan…” keluh Pak Kadir bingung. Pada saat itu, lewatlah Nirmala dan Oki . “Hans, kau membuat rumah Pak Kadir terbang,” teriak Oki.
KUSSUSANI
Hans Pilek
“Oh, maaf. Aku tidak sengaja,” ujar Hans, lalu menurunkan rumah Pak Kadir. Saat itu Pak Kadir melihat sepatu Hans. “Pantas saja kau pilek. Kau memakai sepatu basah.”
KUSSUSANI
Hans Pilek
“Tapi, aku tak punya sepatu lain untuk ganti,” keluh Hans sedih. “Hmm, aku punya sepatu bot yang cocok untukmu. Tapi, ukurannya kecil,” Pak Kadir melirik ke arah Nirmala.
KUSSUSANI
Hans Pilek
“Tenang saja. Aku akan menyulapnya menjadi besar!” ujar Nirmala mengerti. Pak Kadir pun bergegas masuk ke rumahnya. Ia mengambil sepasang sepatu kulit yang kuat. Nirmala mengayunkan tongkatnya, “Sim salabim!” Wooo, sepatu itu menjadi besar. Pas sekali di kaki Hans. “Wah, terima kasih! Pilekku pasti cepat sembuh!” seru Hans gembira (Cerita: Vanda Parengkuan/Dok. Bobo; Ilustrasi: Iwan Darmawan/Dok. Bobo)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Mengenal Rumah Adat Honai Khas Papua, Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR