Di sebuah peternakan, tinggallah seorang petani yang pemarah. Kesalahan sekecil apapun, bisa membuat petani ini marah. Petani ini memiliki seekor keledai muda bernama Honki, dan seekor anjing tua bernama Darki.
Pada suatu sore yang sepi, tiba-tiba terdengar bunyi berisik di halaman rumah petani. KLONTANG… KLONTANG…
Rupanya, ada seseorang yang menendang kaleng-kaleng kosong di halaman. Honki keledai sedang makan rumput di halaman samping. Ia sangat terkejut mendengar bunyi itu. Namun ia heran, karena Darki tidak menggonggong. Darki yang sudah tua, tampak berbaring nyaman di rumput menikmati angin sore.
“Darki, cepat menggonggong! Jangan-jangan, ada pencuri masuk ke rumah majikan kita!” seru Honki keledai.
“Tidak usah menyuruhku! Aku mengantuk. Kau merumput saja, Honki!” kata Darki, lalu menguap dan berbaring lagi.
“Tapi tugasmu, kan, menggonggong, Darki! Kamu harus menggonggong kalau ada bunyi yang mencurigakan!” perintah Honki keledai lagi.
“Kerjakan saja tugasmu sendiri, Honki! Tidak usah memikirkan tugasku! Lagipula, itu mungkin hanya bunyi kaleng kosong bekas cat yang jatuh tertiup angin… Ingatlah nasihatku dulu. Aku kan sudah bilang…” Darki siap memberi nasihat, namun Honki keledai tak sabar.
“Sudah, sudah, aku bosan mendengar nasihatmu! Pokoknya, kalau kau tak mau menggonggong, biar aku saja!” ujar Honki keledai. Ia lalu meringkik sekeras-kerasnya. Suara ringkikan keledai itu sangat tidak enak didengar telinga.
Darki menutup telinganya karena tak tahan mendengar ringkikan Honki. “Stooop… stoop…” teriak Darki.
Akan tetapi, Honki keledai terus meringkik untuk membangunkan majikannya. Dan ternyata, usaha Honki keledai berhasil. Pintu rumah majikannya terbuka. Si petani keluar dari rumah. Honki keledai bangga dan berharap mendapat pujian dari majikannya. Namun…
“Keledai cereweeeet… Buat apa kamu meringkik sore-sore begini? Tidurku jadi terganggu! Ini hadiah buat pengganggu tidurku!” teriak si petani marah. Ia memukul Honki dengan ujung gagang sapu.
Honki keledai lari keluar dari kandang. Si petani terus mengejarnya. Darki si anjing tua yang bijak, hanya menatap sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
“Sudah berkali-kali aku bilang padamu, Honki! Kalau punya majikan pemarah dan ceroboh seperti petani itu, lebih baik hati-hati bertindak. Dan… pikirkanlah keselamatanmu lebih dulu…” gumam Honki.
(Dok. Majalah Bobo / Fabel)
Ilustrasi: Adit
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR