“Ini akan menjadi kejutan yang tak terlupakan buat Husin. Hi hi hi...,” gumam Paman Kikuk. Dia sedang menyiapkan jebakan di rumahnya.
KUSSUSANI
ASU1
Paman Kikuk mengikat tali transparan di jalan masuk antara ruang tamu dan ruang tengah. Tali itu lalu diikatkannya pada selembar papan. Papan itu dia letakkan di atas lemari dekat jalan masuk ruang tengah.
KUSSUSANI
ASU1
“Seember air dan seember tepung ini kalau menumpahi Husin, akan membuatnya tampak seperti adonan gorengan. Hi hi hi,” Paman Kikuk geli sendiri membayangkan Husin akan terkena jebakannya.
KUSSUSANI
ASU1
Selesai membuat jebakan, Paman Kikuk menunggu Husin di depan rumah. “Eh, sudah pulang, Sin? Bagaimana liburannya? Asyik?” sapa Paman Kikuk ramah.
KUSSUSANI
ASU1
“Tumben Paman nanya begitu?” kata Husin keheranan. “Ah, kau ini.... Kamu, kan, ponakanku yang paling manis. Ayo, masuk dulu. Pasti capek,” Paman Kikuk segera mengambil alih tas Husin.
KUSSUSANI
ASU1
Husin melangkah masuk. Paman Kikuk di belakangnya. Husin sama sekali tidak menyadari pamannya sudah menyiapkan jebakan. Ketika masuk ruang tengah, kaki Husin menendang tali jebakan.
KUSSUSANI
ASU1
Aneh, jebakan Paman Kikuk tak kunjung jatuh. Paman Kikuk lalu melongok untuk memastikan jebakannya. Saat itulah, BYUR! PUFFF! Air seember dan tepung mengguyur kepala Paman Kikuk.
KUSSUSANI
ASU1
Rupanya, tali jebakan Paman Kikuk terlalu panjang. Akibatnya, jebakan baru jatuh ketika Husin sudah berjalan satu langkah sehingga jebakan jatuh tepat di belakangnya. Paman Kikuk justru yang kena. (Cerita: Joko; Ilustrasi: Dok. Bobo)
KOMENTAR