Gaya gravitasi di angkasa luar sangat rendah, berbeda dengan di Bumi. Gaya gravitasi yang rendah itu membuat tubuh jadi lemah di angkasa luar.
Tubuh jadi Lemah
Ketika kita berada di Bumi, anggota tubuh bagian bawah dan kaki menahan beban berat tubuh. Itu membuat tulang dan otot kita menjadi terlatih dan kuat. Di angkasa luar, astronaut melayang, tidak bisa berjalan layaknya di Bumi. Astronaut jarang sekali menggunakan kakinya. Akibatnya, kaki dan anggota tubuh bagian bawah menjadi lemah.
Cara Kerja Tubuh Berubah
Cara kerja tubuh juga tidak sama seperti biasanya, ketika berada di angkasa luar. Ketika kita berdiri di Bumi, darah mengalir ke kaki. Jantung harus bekerja keras melawan gaya gravitasi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Di angkasa luar, dengan gaya gravitasi yang sangat rendah, darah mengalir ke tubuh bagian atas dan kepala. Air dalam tubuh juga begitu. Itu sebabnya, ketika di angkasa luar, muka para astronaut jadi terlihat bengkak atau merah.
Dengan berubahnya aliran darah dan air itu, otak jadi berpikir bahwa tubuh terlalu banyak cairan. Dengan begitu, otak memberi perintah kepada tubuh untuk lebih sedikit memroduksi cairan. Padahal, tubuh tidak kelebihan cairan, carian hanya berkumpul di tubuh bagian atas. Ketika astronaut kembali ke Bumi, mereka harus beristirahat untuk mengembalikan cairan dalam tubuh. Jika tidak, mereka bisa sangat lemah dan bahkan pingsan.
Lalu, bagaimana cara mengatasi agar tubuh astronaut tidak jadi lemah di angkasa luar? Yap, mereka harus berolahraga teratur di sana. Olahraga ini berguna untuk melatih otot dan tulang selama berada jauh dari Bumi.
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR