“Di istana ini ada ribuan kamar. Lorong-lorongnya panjang dan berliku. Tolong tetap di barisan, jangan sampai terpisah,” pesan pemandu wisata.
“Wah, lihat itu! Keren sekali,” puji Kaka. “Hei Kaka, ingat jangan sampai terpisah!” jerit Ola. Kaka tidak peduli. Dia terus terbang dan mengagumi keindahan istana.
“Kaka, kita ada di mana? Bona mana?” tanya Ola. “Sepertinya kita tersesat,” sesal Kaka.
“Tolong! Tolong! Kami tersesat!” teriak Kaka. Tak lama kemudian Bona datang. “Lo, kok kamu bisa tahu kami di sini?” tanya Ola heran.
“Tentu saja bisa. Aku bisa mendengar langkah kaki kalian dengan telingaku yang lebar,” ujar Bona. “Wah, hebat! Hmmm… Tetapi bagaimana caranya kita kembali? Aku sudah lupa jalannya,” kata Ola.
“Tenang saja. Aku ingat, kok, jalannya. Gajah selalu ingat,” jawab Bona sambil tersenyum lebar.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Ana, Ilustrasi: Mono
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR