"Kalau pompa air sudah betul, pulang sekolah aku mau mandi lagi, ah!" kata Lisa.
"Tuh,kan, tidak enak mandi dengan air sedikit. Lebih baik seperti aku, buang uang Rp 500,-bisa mandi dengan senang!" kata Rosa.
"Kami malah bisa mandi dengan air banyak tanpa keluar uang!" kata Mas Iwan dan Mas Edi.
"lya, akuj uga. Pakai shower lagi!" tambahLili, sementara Roni sibuk makan rotinya.
Ayah dan Ibu tersenyum saja mendengar percakapan mereka.
"Hari ini kita sudah menyelesaikan satu persoalan. Masing-masing dengan caranya sendiri. Tak usah saling membanggakan!" kata Ayah.
"Tidak bangga, cuma kasihan pada Rosa. Pagi-pagi sudah rugi Rp500,-. Kalau dibelikan mi bakso, kan dapat satu mangkuk!" goda Iwan. "Menyusutlah uang tabungan awak!"
Herannya, kali ini si "Nenek Lampir" tidak marah. La tertawa dan berkata, "Aku tidak rugi. Setiap kali kalian buang botol shampo, botol sambal dan kaleng susu, aku memungutnya dan mengumpulkannya. Kemarin aku menjualnya, dapat uang Rp 800,-Sekarang masih ada sisa Rp 300,-Hayo, mau bilang apalagi?"
"Oooh....!" terdengar koor bernada heran, lalu disusul dengan derai tawa. Menyenangkan bukan, kalau pada pagi hari tak ada anak yang marah atau menggerutu? Kalian bisa memilih bagaimana cara menyelesaikan persoalan bila pompa air di rumah kalian rusak.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Widya Suwarna
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR