Sore ini, anak-anak kelinci ingin berkumpul di rumah Lobi-Lobi. “Ingat, ya! Masing-masing harus membawa satu jenis makanan. Lalu, kita kumpulkan dan kita makan bersama-sama,” pesan Lobi-Lobi pada mereka.
Coreng sedang melukis di kamarnya. “Uh, aku malas memasak!” Ah, Coreng punya akal. Ia menelepon Lobi-Lobi. “Lobi-Lobi, kompor di rumahku rusak, aku tidak bisa memasak,” kata Coreng. “Oh, baiklah,” kata Lobi-Lobi sedikit kecewa.
Ternyata Bobo mendengar. Begitu Coreng pergi, Bobo menelepon Lobi-Lobi, “Lobi-Lobi, berarti aku juga tidak bisa memasak. Komporku kan sama dengan kompor Coreng,” katanya. “Ya, ya…Aku mengerti,” sahut Lobi-Lobi.
Upik dan Tut-Tut mendengar. Upik menelepon. Tut-Tut berpikir, banyak yang tidak membawa masakan. Rugi sekali kalau aku masak. Aku juga mau mencari alasan saja. Ah! Aku juga akan mengajak anak-anak kelinci lain untuk tidak memasak.
Malam hari, semua anak-anak kelinci berkumpul. Namun…Astaga! Tak ada satu pun yang membawa makanan. “Gawat!” seru Bobo. ”Jangan khawatir,” sela Lobi-Lobi, “aku tahu banyak yang tidak membawa makanan. Jadi aku membuat banyak masakan.”
Di meja makan sudah tersedia kue lobi-lobi, puding lobi-lobi, sup lobi-lobi, nasi goreng lobi-lobi…”Kok, semuanya dari lobi-lobi?” seru Coreng. “Kami kan tidak terlalu suka makan lobi-lobi,” keluh Tut-Tut. “Waduh!” Lobi-Lobi yang gemar makan lobi-lobi ini menepuk dahi. “Aku lupa! Maaf!”
Sumber: Arsip Bobo, Cerita: Alexandra Indriana Yunadi, Ilustrasi: Rudi
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR