Awalnya nelayan menangkap ikan dengan peralatan sederhana. Mereka menggunakan jaring yang ditebarkan, alat pancing, bubu, dan tombak. Namun dengan berkembangnya pengetahuan, manusia membuat alat penangkap ikan yang lebih moderen. Salah satunya adalah jenis penangkap ikan yang disebut cantrang.
Cantrang adalah jala berbentuk kantong
Cantrang adalah salah satu jenis alat tangkap ikan dengan metode penangkapan menggunakan jaring berbentuk kantong. Bagian utama dari cantrang adalah kantong, badan, sayap atau kaki, mulut jaring, tali penarik (warp), pelampung, dan pemberat. Jika dilihat dari bentuknya, cantrang menyerupai payang (alat tangkap ikan yang dioperasikan di permukaan laut).
Dengan dua tali penarik panjang yang dikaitkan pada ujung sayap jaring dan ditarik menyusuri dasar laut dengan menggunakan satu atau dua kapal.
Cantrang dilarang
Dengan jaring cantrang, maka ikan-ikan dasar (bottom fish) ataupun ikan yang hidup dan makan di zona laut dalam (demersal fish), termasuk juga jenis udang (shrimp trawl, double ring shrip trawl) dan juga jenis – jenis kerang, dapat dengan mudah ditangkap.
Namun, dengan adanya keputusan Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (trawl) dan Pukat Tarik (seinen nets) resmi diberlakukan mulai 1 Januari 2017, cantrang sudah tidak boleh dipergunakan lagi.
Larangan penggunaan alat tangkap ikan cantrang ini diberlakukan juga di beberapa negara. Diantaranya negara Uni Eropa, Amerika Serikat (AS), Selandia Baru, dan Australia. Larangan menggunakan cantrang itu berlaku untuk semua pihak.
Mengapa cantrang dilarang?
Pemakaian cantrang dilarang akibat bentuk jaring cantrang yang sangat rapat, sehingga hasil tangkapan tidak terseleksi dan merusak ekosistem laut. Semua ukuran ikan, udang, kepiting, serta biota laut dari berbagai ukuran akan terjaring, sehingga ikan kecil yang masih bisa tumbuh besar tidak ikut terjaring. Kalau ikan-ikan kecil ikut terjaring, semakin lama sumber daya ikan kian berkurang.
Semoga tidak terjadi ya, sebab kalau sampai ikan di laut langka, gizi kita pun akan terganggu.
Selain itu, pengoperasian cantrang juga bisa mengeruk dasar perairan tanpa kecuali, sehingga bisa merusak habitat laut, terutama terumbu karang.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Eka Kartika |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR