"Biar saja dulu. Jangan dipaksakan. Kita lihat nanti bagaimana perkembangannya," kata Ayah.
Esok harinya mereka semua pergi ke bazaar sekolah. Di stand boneka, Yuli melihat bonekanya di antara puluhan boneka lain. Wah, banyak yang bagus-bagus. Ada yang memakai baju pengantin, baju daerah ataupun rok biasa dengan aneka model. Di setiap boneka ada kartu yang bertuliskan nama anak yang menghias dan kelasnya.
Sesudah berkeliling, mereka duduk di aula, karena akan ada pengumuman nama-nama pemenang dan juga ada undian karcis masuk.
Pengunjung bertepuk tangan setiap nomor karcis masuk yang menang undi diumumkan. Suasana meriah. Ada yang dapat hadiah kulkas, sepeda mini, radio, blender dan sebagainya.
"Wah, kita tak dapat apa-apa!" kata Ella. "Sudah, yuk, kita pulang. Sore nanti ada latihan bulutangkis."
"Anto dan Yuli mau pulang sekarang?" tanya Ayah.
"Terserah!" kata Anto.
"Sebentar lagi. Aku ingin tahu siapa yang menang dalam lomba menghias boneka!" kata Yuli.
"Lho, memang kamu ikut?" tanya Ibu dan Ella serentak.
Yuli mengangguk. Bahkan keluarganya tak tahu kalau ia ikut lomba. Habis, yang lain sibuk urusan olahraga melulu.
Juara harapan lomba boneka diumumkan, lalu juara ketiga dan kedua. Setiap kali, bonekanya diacungkan agar terlihat oleh umum. Lalu pemenang dengan kedua orang tuanya maju. Hati Yuli mula-mula berdebar-debar, kemudian siap menerima kenyataan. Rupanya dalam menjahit pun ia masih perlu banyak belajar.
"Kini kita saksikan siapa yang jadi juara pertama. Yuli Kusnadi dari kelas 4B. Silakan maju ke depan dengan orang tuanya. Kreasi Yuli sangat menarik. Baju boneka ala gadis petani di Barat dengan komposisi warna dan jahitan yang sangat rapi," kata Ketua Dewan Juri.
Yuli masih diam. Rasanya seakan-akan ia sedang bermimpi.
"Kok bengong, Yul. Ayo, maju. Ibu dan Ayah juga!" dorong Ella.
Dengan langkah gemetar dan perasaan gembira bercampur haru, Yuli maju ke depan bersama ayah dan ibunya. la difoto, disalami dan mendapat hadiah.
Ketika pulang, di mobil Ibu berkata, "Yuli kamu sudah mendapat prestasi dalam bidang menjahit. Kembangkan terus hobimu. Kamu boleh memilih apakah mau ikut ke Sports Club hari Sabtu atau mau diam di rumah."
Hati Yuli sangat gembira. Setiba di rumah ia langsung minta izin ke rumah Oma Nani. la ingin memberi tahu kemenangannya. Kemenangan yang lebih penting dari pada menghias boneka, yaitu berani menyatakan keinginannya dan bersikap terbuka pada orang tuanya.
Tamat
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR