Dahulu kala, ada seekor elang yang berburu di hutan. Ia ingin mencari makanan untuk anak-anaknya yang masih kecil di sarang. Ketika melihat ada sesuatu yang bergerak di tanah hutan, Elang itu langsung terbang menukik.
Namun tiba-tiba… SRUK! Elang malah menabrak jala perangkap kelelawar yang dibentangkan di antara dua pohon. Paruh, kaki, dan kuku cakar Elang terlilit di tali jala. Elang berusaha melepaskan diri. Ia memberontak sekuat-kuatnya. Akan tetapi…
TESS!
Ikatan jala di kedua pohon malah putus.
BRUK!
Elang jatuh ke tanah bersama jala itu. Kini, seluruh tubuh Elang terbungkus jala. Ia semakin tak bisa membebaskan diri.
“Astaga… elang yang malang…”
Tiba-tiba terdengar suara seseorang. Ternyata, seorang tukang kayu yang kebetulan lewat di situ, melihat si Elang. Tukang Kayu itu lalu buru-buru memotong jala-jala yang meliliti si Elang.
Beberapa saat kemudian, Elang pun terbebas. Ia langsung melesat terbang tinggi meninggalkan tempat itu.
“Lain kali, berhati-hatilah Elang!” seru si Tukang Kayu.
Waktu pun berlalu.
Pada suatu hari, Tukang Kayu mendaki di sebuah bukit mencari pohon untuk ditebang. Setiba di puncak bukit, Tukang Kayu merasa lapar. Ia lalu duduk di sebuah batu besar di tepi tebing puncak. Tukang Kayu lalu mengeluarkan kotak bekalnya, dan mulai makan.
Belum lama ia melahap makanannya, tiba-tiba terdengar suara keras.
“Kaaak…”
Lalu… SLAP!
Seekor elang menyambar topi Tukang Kayu itu. Betapa terkejut dan kesalnya Tukang Kayu. Ia berlari mengejar elang itu sambil berteriak,
“Heeeiii… Elang usil, kembalikan topiku! Cepaaat, kembalikan topiku!” seru Tukang Kayu.
Baru saja ia akan berteriak lagi, tiba-tiba terdengar bunyi keras. BUMM!!
Tukang Kayu menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya ia setelah tahu darimana asal bunyi tadi. Ternyata, tanah di bawah batu besar yang tadi ia duduki, longsor parah. Batu besar itu menggelinding jatuh ke lembah.
Tukang Kayu baru sadar, kalau elang tadi bukan usil. Ia malah telah menyelamatkan nyawa si Tukang Kayu. Tukang Kayu melihat ke angkasa dan berteriak senang,
“Terima kasih sudah menolongku, Sahabat!”
Pada saat itu, Elang menjatuhkan topi si Tukang Kayu. Elang bahagia, karena ia bisa membalas kebaikan si Tukang Kayu. Tukang Kayu pun bahagia ketika menyadari kalau itu adalah Elang yang pernah ia tolong.
(Dok. Majalah Bobo /Fabel)
Source | : | (Dok. Majalah Bobo / Fabel) |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR