Madita tidur-tiduran di atas sebuah permadani yang digelar di depan TV. Matanya menatap gambar permadani itu.
"Ini, kan, kebun di negeri Cina," gumam Madita.
"Benar! Ini memang kebun di negeri Cina."
Madita terkejut mendengar suara itu. "Siapa yang berbicara?" tanyanya sambil menengok ke segala arah..
"Aku!"
"Di mana kau berada?" tanyanya.
"Di sini, di dalam permadani!"
Madita memperhatikan permadani itu dengan seksama. Ternyata, di dalam permadani itu terdapat seorang manusia berukuran kecil.
"Aku, Kung-Fung." Makhluk kecil itu memperkenalkan diri. Kini Madita tahu, ternyata di dalam permadani itu terdapat sebuah kebun sungguhan.
"Masuklah! Akan kutunjukkan kebun ini padamu. Sebelumnya, aku menyulapmu menjadi kecil dulu," kata Kung-Fung.
"Apakah aku bisa menjadi besar kembali?" tanya Madita ragu.
"Tentu!" jawab Kung-Fung meyakinkan Madita.
Kung-Fung lalu menyulap Madita menjadi kecil. Tiba-tiba saja, Madita sudah berada di dalam kebun di permadani. Madita kagum melihat tumbuh-tumbuhan yang ada di kebun itu.
"Bagaimana kebun ini?"
"Wah, bagus! Bagus sekali! Oya, namaku Madita."
"Baru sekali ini aku mendengar nama itu," seru Kung-Fung. "Kau suka kebun ini, Damita?" lanjutnya.
"Madita," Madita memperbaiki ucapan Kung Fung. "Oya, ya, aku lupa."
Madita lalu keliling kebun bersama Kung-Fung. Kung-Fung menunjukkan bunga-bunga yang indah, beraneka warna. Madita tak pernah melihat bunga seperti itu di negerinya. Madita tidak tahu berapa lama berada di kebun itu, tiba-tiba ia mendengar suara ibunya memanggil.
"Siapa itu?" tanya Kung-Fung. "Ibuku! Cepat keluarkan aku, nanti...."
Belum selesai Madita berbicara, ia sudah berada di rumahnya kembali, berbaring di atas permadani.
"Ada apa, Bu?" tanya Madita begitu bertemu ibunya.
"Tolong gulung permadani itu! Ibu mau membawanya ke binatu untuk dicuci."
Dengan sedih, Madita menggulung permadani itu.
Seminggu kemudian, ketika Madita pulang sekolah, ibunya berkata, "Madita, tadi Ibu sudah mengambil permadani kita dari binatu. Pasanglah kembali di depan TV!"
Mendengar kata-kata ibunya, Madita langsung lari ke ruang TV. Di sana, ia langsung membuka gulungan permadani.
"Kung-Fung! Kung-Fung!" teriaknya. Tetapi, pada permadani itu tak ada Kung-Fung. Juga tak ada kebun bunga. Yang ada hanyalah sebuah permadani bergambar kebun Cina.
Sumber: Arsip Bobo. Diceritakan kembali oleh Aan
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR