Kabar arca ksatria terkurung dalam sangkar itu segera menyebar dan sampai di kalangan bangsawan istana Kerajaan Mataram di Yogyakarta.
Tahun 1758, seorang pangeran dari Kerajaan Mataram Yogyakarta mengunjungi Redi Borobudur ini karena ingin melihat arca ksatria yang terkurung dalam sangkar tersebut. Namun, sepulang dari sana, sang pangeran tersebut meninggal dunia.
Kabar meninggalnya sang pengeran semakin membuat Bukit Borobudur angker dan keramat.
Dipugar oleh Belanda
Hampir seratus tahun kemudian, tepatnya sekitar tahun 1814, seorang Belanda pengagum seni dan sejarah mengajak 200 penduduk setempat untuk membersihkan bukit yang dipenuhi batu berukir tersebut.
Tahun 1825 atas perintah Gubernur Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles, Candi Borobudur mulai dipugar.
Seratus tahun kemudian, yaitu pada 1907-1911, pemerintah Hindia Belanda mengutus Theodorus van Erp untuk membangun kembali candi yang telah runtuh itu.
Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1973 sampai 1983, sehingga Borobudur terlihat cantik seperti sekarang ini.
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR