Pagi yang cerah. Siswa kelas empat sudah duduk rapi di kelas. Ada semangat baru pagi ini karena saatnya memilih ketua kelas.
“Selamat pagi anak-anak,” sapa Bu Santi.
“Selamat pagi Bu,” jawab anak-anak penuh semangat.
“Nah, apa yang istimewa pagi ini?” tanya Bu Santi.
“Pilih ketua kelas baru,” sahut anak-anak bergantian.
Kelas 4 akan berganti pengurus kelas setiap satu bulan sekali. Kebiasaan ini dilakukan untuk memberi kesempatan seluruh siswa menjadi pengurus kelas dan juga melatih rasa percaya diri setiap anak.
“Siapa yang sekarang mau mengajukan diri sebagai calon ketua kelas?” tanya Bu Santi.
Ada dua orang anak yang mengangkat tangan, yaitu Bayu dan Radit. “Saya Bu,” jawab mereka serempak.
Seluruh kelas riuh bertepuk tangan memberi semangat pada Bayu dan Radit.
“Nah, Ibu mau ada satu lagi yang jadi calon ketua kelas nih. Siapa yang mau?” tanya Bu Santi.
Anak-anak saling pandang.
“Ayu, kamu maju saja saja jadi ketua kelas,” bisik Raras kepada Ayu.
“Ndak ah Ras, Ayu malu,” jawab Ayu berbisik juga.
“Jangan malu Yu, kamu hebat. Ayo coba. Aku sudah coba bulan lalu, seru kok,” bisik Raras lagi.
“Hayoo, siapa yang mau?” tanya Bu Santi lagi.
Ayu memberanikan diri mengangkat tangannya. Walaupun baru satu bulan pindah sekolah dan masuk kelas ini, tetapi Ayu berani mencoba menjadi calon ketua kelas.
“Yeeeee Ayu,” suara riuh kelas memberi semangat pada Ayu.
“Wah, Ibu senang sekali punya anak-anak yang berani. Sekarang Bayu, Radit, dan Ayu, yuk maju ke depan kelas,” kata Bu Santi.
Bu Santi lalu membagikan potongan kertas kecil kepada setiap anak sambil berkata,”Nah, sekarang anak-anak yang lain boleh tulis satu nama ketua kelas yang kalian pilih ya. Satu nama saja dan jangan bilang siapa-siapa karena pilihan kalian harus jadi rahasia. Seru kan punya rahasia.”
Semua anak sibuk menulis nama ketua kelas yang mereka pilih di kertas masing-masing.
“Bu, kenapa sih kita harus merahasiakan pilihan kita?” tanya Susan.
“Siapa yang mau jawab pertanyaan Susan?” tanya Bu Santi kepada anak-anak. Bayu yang berdiri di depan kelas mengacungkan tangan. Bu Santi menunjuk Bayu untuk menjawab.
“Supaya tidak terjadi pertengkaran kalau pilihannya berbeda. Terus, itu kan terserah diri sendiri, jadi tidak apa-apa hanya diri sendiri yang tahu,” jawab Bayu.
“Nah betul. Sudah mengerti Susan?” tanya Bu Santi. Susan pun mengangguk.
Bu Santi mengumpulkan kembali kertas-kertas yang telah ditulis nama oleh anak-anak. Lalu, dimulailah perhitungan suara. Suasana kelas semakin seru. Semua suara sudah dihitung.
“Nah, kita lihat bersama yah, yang mendapat suara terbanyak adalah Bayu,” kata Bu Santi begitu semangat. Seluruh anak-anak pun bertepuk tangan. “Selamat Bayu, ketua kelas baru,” kata anak-anak bersahutan. Ayu dan Radit pun memberi selamat pada Bayu.
“Sekarang kelas 4 sudah punya ketua kelas baru ya. Kita bantu sama-sama menjaga kelas supaya kita semua senang belajar disini. Setuju anak-anak?” kata Bu Santi.
“Setujuuuuu,” jawab anak-anak serempak.
***
Sepulang sekolah, Ayu bercerita pada Ibu mengenai pemilihan ketua kelas yang ia ikuti di sekolah.
"Wah, Ayu anak berani. Ibu bangga sama Ayu sudah mau mencoba," kata Ibu pada Ayu.
"Ayu juga senang Bu, walaupun tidak menang," kata Ayu.
"Tidak apa-apa, yang penting Ayu berani mencoba. Kan sekarang Ayu jadi wakil ketua kelas. Ayu harus laksakan tugas dengan baik yah," kata Ibu.
"Siap Bu!" kata Ayu penuh semangat.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR