“Bergerak Bergerak. Serentak Serentak. Menerkam, menerjang, terjang. Tak gentar, tak gentar. Menyerang, menyerang. Majulah majulah menang,” suara nyanyian Maju Tak Gentar terdengar dari kelas IV.
“Wah, Ibu senang sekali kalian bisa menyanyikan lagu Maju Tak Gentar dengan baik,” kata Bu Santi di depan kelas. “Kita memang harus semangat seperti lagu itu, apalagi di hari istimewa ini, 20 Mei. Ada yang tahu kenapa ini istimewa?”
“Hari Kebangkitan Nasional Bu,” jawab Radit dengan cekatan.
“Wah Hari Kebangkitan Nasional ya. Apa itu ya? Wah bangkit, kita bangkit,” mulai terdengar bisik-bisik beberapa siswa.
“Betul Radit! Setiap tanggal 20 Mei, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional,” kata Bu Santi.
“Wah, harinya sama sepertinya berdirinya Budi Utomo ya Bu,” kata Raras.
“Iya betul Raras! Peringatan Hari Kebangkitan Nasional juga berkaitan dengan Budi Utomo, organisasi modern pertama di Indonesia. Coba dibuka buku IPS-nya di halaman 50. Ada cerita lengkapnya disana,” kata Bu Santi.
Semua anak mulai membuka dan membaca bab baru tentang pergerakan kemerdekaan Indonesia. Selagi anak-anak membaca, Bu Santi mengambil beberapa lembar kertas yang telah disiapkan sejak kemarin untuk kegiatan hari ini.
“Anak-anak, Hari Kebangkitan Nasional adalah pengingat kita akan semangat berjuang pada masa penjajahan dahulu. Semangat membangun Indonesia itu harus ada sampai sekarang. Setuju?” kata Bu Santi.
“Setuju Bu, setuju,” jawab anak-anak penuh semangat.
“Karena ini hari spesial, kita juga akan melakukan kegiatan spesial, yaitu menulis surat,” sambung Bu Santi.
Anak-anak kelas IV terlihat bingung dengan kegiatan menulis surat yang dimaksud Bu Santi. Pada saat yang sama, Bu Santi langsung membagikan kertas yang telah disediakan.
“Surat apa ya Ras?” tanya Ayu berbisik.
“Raras juga nggak tau Yu.” Jawab Raras.
Bu Santi kembali berdiri di depan kelas. “Nah surat yang ditulis adalah surat untuk membangkitkan semangat anak-anak Indonesia untuk terus bersekolah. Coba lihat, tokoh-tokoh pergerakan nasional, mengikuti sekolah sampai tinggi, sampai kuliah. Benar tidak?” kata Bu Santi.
“Iya Bu benar, dr. Soetomo, ketua Budi Utomo, juga dokter yang hebat,” jawab Bayu.
“Ya, betul! Ayo sekarang mulai ditulis suratnya. Berikan semangat untuk anak-anak Indonesia. Nanti surat-surat itu akan kita tempel di majalah dinding sekolah.” kata Bu Santi.
“Yaaaaayyy,” jawab anak-anak penuh semangat.
Anak-anak pun asik menulis surat. Ada yang melengkapinya dengan gambar, ada juga yang menulis dengan tinta warna warni. Bu Santi sangat senang melihat anak-anak yang begitu antusias menulis surat.
“Nah, sepertinya sudah semua selesai menulis surat ya. Sekarang, Ibu akan pilih satu perwakilan untuk membacakan suratnya di depan kelas ya. Ibu pilih Haikal, ayo maju,” kata Bu Santi.
“Yaaay, Haikal,” kata anak-anak yang lain.
“Teman-teman, ini suratku untuk anak Indonesia di Hari Kebangkitan Nasional…
Teman-teman dimana pun berada, dari ujung Timur sampai Barat, dari ujung Utara sampai Selatan.
Semua anak Indonesia, harus semangat bersekolah.
Sekolah adalah tempat yang menyenangkan, bisa bertemu teman dan guru. Bisa juga membaca banyak buku.
Kita sekolah supaya bisa raih cita-cita. Kamu mau jadi apa?
Kalau aku mau jadi dokter yang hebat seperti dr. Soetomo.
Apapun cita-citamu, kalau mau belajar, pasti bisa diraih. Kita harus semangat belajar supaya jadi pintar.
Kita harus sekolah seperti pahlawan-pahlawan kita.
Walaupun tidak perang lagi, kita harus tetap semangat berjuang dan bersatu agar Indonesia hebat.
Semoga cita-cita kita tercapai ya.
Itulah suratku teman-teman,” kata Haikal.
Seluruh kelas bertepuk tangan untuk Haikal.
“Hebat Haikal, surat yang bagus. Sekarang anak-anak boleh menempelkan suratnya ke majalah dinding di depan kelas. Satu per satu ya,” kata Bu Santi.
Semua anak bergantian menempelkan suratnya. Sekarang kelas IV semakin bersemangat untuk masuk sekolah dan meraih cita-cita.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR