Dayang Kupai pulang dari toko. Ia baru membeli sebungkus besar bubuk sabun. Karena terburu-buru, Dayang Kupai tidak melihat mainan Oki. DHUUKK!
KUSSUSANI
Gelembung Sabun
Kaki Dayang Kupai tersandung Dan... PLUNGG! Bungkusan bubuk sabun masuk ke dalam kolam. "Wan, gawat! Ratu Bidadari bisa marah padaku!" serunya. Oki ikut bingung.
KUSSUSANI
Gelembung Sabun
"Aku tak mau menolongmu. Ini gara-gara kau tidak menyimpan kembali mainanmu," marah Nirmala. Oki terpaksa mencari akal. "Ah, akan kujual air kolam ini!" katanya kemudian.
KUSSUSANI
Gelembung Sabun
Oki segera mengumpulkan botol-botol kecil. Lalu diisinya dengan air kolam yang sudah tercampur sabun. Oki juga membuat potongan-potongan kawat yang ujungnya melingkar.
KUSSUSANI
Gelembung Sabun
"Balon sabun, balon sabun! Ayo beli!" teriak Oki sambil meniup kawat yang dicelup ke air sabun. Gelembung sabun beterbangan. "Aku beli, Ki! Aku beli, Ki!" teriak para kurcaci.
KUSSUSANI
Gelembung Sabun
Uang Oki mulai terkumpul. Uang itu akan ia berikan pada Dayang Kupai untuk membeli sabun lagi. "Ah, Oki pintar juga," Nirmala tersenyum, lalu mengayunkan tongkatnya.
KUSSUSANI
Gelembung Sabun
"Sim salabim!" Wooow... Gelembung sabun yang ditiup para kurcaci menjadi berbagai bentuk. Bukan hanya bulat. Ada yang seperti gajah, jerapah, kuda nil... "Oki, aku beli, aku beli!" kurcaci yang membeli semakin banyak. Uang Oki juga semakin banyak. "Terima kasih, Nirmala. Uang ini bisa untuk beli sabun sebuah," bisik Dayang Kupai lega. (Cerita: Vanda Parengkuan: Ilustrasi: Iwan Darmawan)
KOMENTAR