Listi dan Dian berpandangan. "Tapi di pasar sekarang tidak ada mbakyu tukang cabai yang punya anak kumal. Jadi contoh baik Ibu tak bisa ditiru," kata Listi. Mereka tertawa.
"Bentuk pendidikan kan bermacam-macam. Yang penting kita bisa melihat peluang, kita punya niat baik dan mau mewujudkannya dalam tindakan," Ibu menjelaskan.
"Mungkin koleksi buku cerita dan majalah Bobo bisa kita pinjamkan pada anak tetangga. Orang tua mereka memang cukup mampu. Tapi belum tentu mau membelikan buku cerita," kata Listi.
"Ya, kan ada orang tua yang lebih suka membelikan anak mainan yang mahal daripada beli buku cerita, ya Bu," kata Dian. Ibu tersenyum senang.
"Ya, itu gagasan bagus. Kalian bisa mengajak anak-anak tetangga untuk gemar membaca buku dan majalah. Itu juga sama dengan mendidik. Nanti kalian akan merasakan senangnya bila berhasil mengajarkan sesuatu yang baik pada orang lain," kata Ibu.
Beberapa hari kemudian di teras rumah sudah ada rak buku kecil dan beberapa anak tetangga asyik membaca di sana. Listi dan Dian merasa senang. Kalian ingin merasa senang juga? Pikirkan dan lakukan sesuatu untuk mendidik orang lain. Tidak susah kok, asal mau saja.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Widya Suwarna.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR