Hingga kini, perairan Segitiga Bermuda masih diliputi misteri. Sejumlah kapal dan pesawat terbang dilaporkan tiba-tiba lenyap, tanpa mengirim tanda bahaya. Inilah kisah 2 kapal dan 2 pesawat yang lenyal ditelan Segitiga Bermuda.
Kapal Cyclops
Kapal ini diluncurkan pada 7 Mei 1910 dan mulai berlayar pada 7 November 1910 sebagai kapal pengangkut perbekalan angkatan laut Amerika. Saat Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia I, Cyclops ditugaskan sebagai kapal pengangkut batubara dengan komandan kapal Letnan Komando George W. Worley.
Pada tahun 1917, Cyclops sempat bergabung dalam sebuah konvoi kapal perang menuju Prancis. Sekembalinya bertugas membakar kapal-kapal Inggris di Atlantik selatan, pada tanggal 4 Maret 1918, Cyclops berlayar dari Barbados ke Baltimore melewati Segitiga Bermuda. Akan tetapi kapal itu tak pernah sampai. Kapal juga tidak mengirim sinyal tanda bahaya.
Yang jadi misteri, kapal yang mengangkut 306 awak kapal dan angkatan laut ini tiba-tiba lenyap dan bangkai kapal tak pernah diketemukan.
Kapal Queen Vanishes
Pada tahun 1963, kapal tanker yang membawa belerang cair juga tiba-tiba lenyap di pantai selatan Florida. Awak kapal yang berjumlah 39 orang tak ada kabar. Bekas tumbahan belerang dan puing-puing kapal pun tak diketemukan.
Pesawat penumpang DC-3
Pesawat NC16002 adalah pesawat penumpang jenis DC-3 . Saat sedang mengangkut 29 penumpang dan 3 awak, pesawa ini tiba-tiba menghilang pada malam 28 Desember 1948, dalam penerbangan dari San Juan, Puerto Rico, ke Miami, Florida.
Menurut catatan penerbangan, cuaca saat itu dalam kondisi aman. Namun, menjelang sampai ke Miami, rupanya pilot tidak menerima informasi perubahan arah angin karena baterai pada radio komunikasi habis. Bisa jadi, pesawat ini terbawa angin, lalu tercebur di Segitiga Bermuda.
Flight 19
Kisah lenyapnya pesawat pembom anti torpedo Flight 19 terjadi pada 5 Desember 1945. Hari itu, lima pesawat sedang melakukan misi latihan dari Pangkalan Udara Angkatan Laut di Fort Lauderdale, Florida, pada jam 2.10 sore hari.
Dua jam setelah lepas landas, pemimpin skuadron melaporkan kalau kompas tidak berfungsi. Ternyata, pesawat lain juga mengalami hal yang sama. Tanpa kompas, mereka pun lalu kehilangan arah.
Karena kehilangan kontak radio, pesawat berikut 14 penerbang dan 13 kru dinyatakan hilang. Bangkai pesawat dan korban pun tak pernah ditemukan.
Namun, pada tahun 1991, sebuah kapal peneliti bawah laut berhasil menemukan empat kartu identitas penerbang di lauta Florida pada kedalaman 230 meter.
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR