"Rasain kamu!" teriak Inka.
"lya," tambah Gendis.
"Makanya kalau sama anak perempuan jangan suka nakal. Sekarang kamu kena batunya."
Sementara Arga cuma meringis kesakitan.
"Aduh...tolong, dong. Aku nggak bisa bangun, nih!"
"Ngapain ditolong. Dia, kan, suka ganggu kita. Biar tahu rasa sekarang. Lagian, paling dia cuma pura-pura. Nanti kita dikerjain lagi."
“Aduh...aku nggak pura-pura. Kakiku sakit sekali," rintih Arga. "Aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi."
Akhirnya Inka tak tahan juga melihat Arga yang meringis kesakitan "Ditolong, yuk, Dis."
“Tapi..."
"Sudahlah, kita, kan, nggak boleh dendam sama orang lain. Arga, kan, teman kita juga." Gendis mengangguk. Kedua anak itu lalu mendekati Arga.
"Apanya yang sakit, Ga?"
"Aduh...kakiku sakit sekali. Aku nggak kuat berdiri, nih."
"Gini aja Dis, kamu ke sekolah cari Pak Yan yang jaga sekolah. Pak Yan, kan, punya motor. Nanti Arga biar diantar pulang sama Pak Yan. Sekarang aku di sini menemani Arga."
"Ide yang bagus," kata Gendis semangat.
Ia segera berjalan menuju ke sekolah.
"In...," kata Arga lirih. "Maafkan aku, ya. Aku sering ganggu kamu, Gendis, dan teman-teman yang lain."
"Makanya kamu jangan suka ngerjain orang, apalagi mengolok-olok kekurangan mereka. Jangan suka meremehkan anak perempuan. Nyatanya, kamu membutuhkan mereka juga, kan?"
"lya, deh, aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi."
Arga betul-betul menepati janjinya. Sejak kejadian itu, ia tak pernah mengganggu teman-temannya lagi. Arga pun jadi punya banyak sahabat, termasuk Inka dan Gendis. Mereka sering mengerjakan PR dan belajar bersama.
"Ternyata kalau aku nggak nakal, sahabatku tambah banyak," pikir Arga.
Ternyata, punya banyak sahabat itu menyenangkan. Kalau mereka ulang tahun, kan, aku jadi sering ditraktir, hihihi....
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Veronica Widyastuti
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR