Ikan Lele tak hanya dikenal di tanah air. Ternyata ikan ini cukup terkenal di beberapa negara, lo. Selain kaya akan manfaat, ikan air tawar ini punya banyak nama panggilan berbeda di beberapa negara.
Aneka jenis dan penyebaran lele
Lele dapat ditemukan di sepanjang perairan tawar di dua benua, yaitu benua Asia dan benua Afrika. Ikan dengan bentuk tubuh pipih memanjang, tanpa sisik dan licin akibat berlendir ini memiliki sekitar 55 hingga 60 jenis anggota marga Clarias. Tetapi berdasarkan hasil penemuan dan daftar data yang disusun oleh Ferraris 10 tahun terakhir ini, ternyata dari sekian banyak jenis tersebut, di Asia Tenggara hanya terdapat 20 spesies lele marga Clarias.
Lele punya banyak nama
Cat Fish. Yap, itulah nama international ikan lele. Disebut demikian, karena ikan ini memiliki kumis (sungut) cukup panjang seperti kucing di bagian depan wajahnya. Selain itu, dalam bahasa internasional lainnya, lele juga kerap dikenal dengan mudfish, walking catfish, atau siluroid.
Di Malaysia, diberi nama keli, orang Jepang menyebutnya ca tre trang, di Sri Lanka dinamai gura magura, Di Thailand, dikenal dengan nama plamond, sedangkan di negara Afrika, lele disebut mali.
Tidak hanya di negara lain, di tanah air kita saja nama lele punya panggilan berbeda di setiap daerahnya. Kalau masyarakat Jawa menyebut dengan lele, berbeda dengan Pulau Kalimantan yang menyebut lele dengan sebutan ikan pintet, dan di Sumatera dinamakan ikan kalang.
Manfaat mengkonsumsi lele
Beberapa negara di Asia telah berhasil membudidayakan ikan lele, sehingga ikan yang telah dipanen, dan dijual di pasar tradisional maupun modern akan di konsumsi oleh masyarakat luas.
Kalau di Indonesia, salah satu jenis lele paling terkenal dan diminati adalah lele dumbo yang dibeli dan didatangkan (import) dari Taiwan pada tahun 1986.
Lele memiliki kandungan gizi yang sangat baik, sehingga apabila mengkonsumsinya akan banyak manfaat yang dapat kamu peroleh. Misalnya sebagai sumber protein hewani, kaya akan phosphor yang berguna untuk memberi energi, serta menunjang kesehatan gigi dan gusi.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Eka Kartika |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR