Mang Ayu baru saja selesai latihan menari. Tiba-tiba hujan lebat turun. Awalnya hanya rintik-rintik, tetapi semakin lama, malah semakin deras. Mang Ayu tidak bisa pulang ke rumah padahal hari ini ia berencana membuat pudding untuk Bapak.
“Bagaimana ya caranya pulang?” tanya Mang Ayu pada dirinya sendiri.
Mang Ayu kemudian berjalan menuju serambi sanggar. Ia melihat ada payung tergeletak di dekat tangga. Ketika Mang Ayu melihat ke kanan dan kiri, tidak ada orang lain selain dirinya. Hmm… ingin rasanya Mang Ayu meminjam payung itu agar bisa segera pulang.
Mang Ayu mendekati payung yang tergeletak itu. Ia memutar-mutar payung berharap menemukan siapa pemiliknya.
“Hmm, tidak Ayu, kamu tidak boleh memakai tanpa minta izin,” kata Mang Ayu pada dirinya sendiri.
Hujan tak kunjung reda. Mang Ayu sudah tidak mungkin sampai di rumah tepat waktu kecuali ia meminjam payung yang tergeletak itu. Namun, Mang Ayu teringat pesan orang tuanya untuk tidak mengambil atau meminjam barang tanpa izin.
“Ya sudah, membuat pudding untuk Bapak, minggu depan saja saat Bapak pulang lagi,’ katanya sedih.
Tidak lama kemudian, seorang Ibu datang dan tampak kebingungan. Ia memakai jas hujan dan seperti mencari sesuatu.
“Ibu, Ibu sedang cari apa?” kata Mang Ayu.
“Saya cari payung di sini. Apa adik lihat?” kata Ibu itu.
“Oh ya, tadi saya masukkan ke dalam, takut hilang,” kata Mang Ayu.
Wajah Ibu itu langsung ceria lagi. “Terimakasih ya dik, terima kasih,” katanya berulang kali.
Mang Ayu mengambilkan payung milik Ibu itu dan memberikannya. “Untung saja tidak jadi aku pakai,” kata Mang Ayu dalam hati.
“Adik, kenapa masih di sini?” tanya Ibu itu.
“Saya tidak bawa payung Bu, jadi tidak bisa pulang,” kata Ayu.
Ibu itu langsung menawarkan pulang bersama dan Ayu sangat senang menerimanya.
Di dalam perjalanan, Ibu itu menceritakan kebingungannya mencari payung itu. Hadiah yang diberikan suaminya sesaat sebelum suaminya meninggal.
Payung itu sangat berharga, tetapi karena terburu-buru menjemput anaknya di sanggar, menjadi ketinggalan. Ayu pun menceritaka keinginannya meminjam payung itu supaya cepat sampai di rumah dan bisa membuat pudding untuk Bapak yang pulang minggu ini. Ibu itu sangat terharus atas kebaikan Mang Ayu.
Setibanya di rumah, Mang Ayu mengucapkan terima kasih pada Ibu yang menolongnya. Ia pun disambut Ibu dan Bapak yang menunggu di serambi. Ayu sangat senang bisa berkumpul bersama lagi dengan Ibu dan Bapak.
Saat makan malam bersama selalu jadi momen favorit Mang Ayu, Ibu, Bapak, Bli Wayan, dan Bli Kadek. Semua berkumpul dan saling bertukar cerita. Tiba-tiba pintu rumah diketuk.
“Siapa ya datang jam segini,” tanya Ibu.
“Coba Ayu buka ya Bu,” jawab Mang Ayu.
Ayu sangat kaget karena di depan pintu rumah ada sekotak pudding dengan tulisan “Terima kasih Ayu yang baik. Ini hadiah dari Ayu untuk Bapak”. Ayu yakin, ini pasti dari Ibu yang tadi.
“Ya Tuhan, baik sekali Ibu itu,” kata Mang Ayu.
Mang Ayu langsung masuk ke ruang makan lagi dengan gembira. Ia menceritakan apa yang terjadi ketika kehujanan. Ia pun tetap bisa memberi hadiah pudding untuk Bapak yang baru pulang.
Cerita oleh Putri Puspita | Bobo.ID
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR