Di Indonesia banyak sekali tradisi umat muslim untuk menyambut Idul Fitri. Apakah umat muslim di negara-negara Barat punya tradisi tersendiri dalam menyambut Lebaran?
Umat Muslim tersebar di seluruh dunia, tapi penyebarannya itu lebih banyak di bagian timur dunia seperti Arab, Turki, Irak, dan negara-negara Asia lainnya. Karena itu, perayaan Idul Fitri di negara barat, seperti Amerika dan negara-negara Eropa, memang tidak semeriah di negara timur. Jadi, tradisi-tradisi yang dilakukan pun jarang diadakan.
Salah satunya adalah Amerika Serikat. Di sini Idul Fitri tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional seperti di Indonesia. Biasanya, hari lebaran diberitahukan oleh komunitas muslim yang ada di sana melalui sarana telekomunikasi, seperti telepon atau internet berupa e-mail atau website.
Mereka yang sudah mendapat kabar masuknya tanggal 1 Syawal, biasanya akan bangun pagi-pagi, sarapan kemudian berangkat ke masjid, ballroom hotel, atau lapangan untuk salat Idul Fitri.
Karena mayoritas umat muslim di Amerika adalah keluarga imigran atau pendatang dari negara-negara lain, banyak keluarga yang menggunakan pakaian tradisional negara mereka masing-masing untuk pergi ke salat Idul Fitri.
Kadang-kadang Empire State Building di New York City, Amerika Serikat akan memancarkan lampu-lampu berwarna hijau sebagai penghormatan terhadap hari raya Idul Fitri.
Di Eropa juga tidak jauh berbeda, rata-rata di negara-negara Eropa, Idul Fitri juga bukan hari libur resmi. Jadi muslim di negara ini harus tetap bekerja atau sekolah seperti hari biasanya.
Umat Muslim di sana akan berusaha mengambil cuti atau libur di hari Idul Fitri supaya tetap bisa mengikuti salat Idul Fitri dan berkumpul dengan sesama muslim di masjid, kemudian berkumpul bersama keluarga di rumah.
Walaupun tidak memiliki banyak tradisi menyambut Idul Fitri, masyarakat muslim di negara barat tetap khusyuk menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri.
Teks: Iveta, Sumber foto: moroccowworldnews.com
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR