Jangkrik Oki mati. Ia memasukkan jangkriknya ke dalam kotak kecil. ”Sahabatku, suara krik krik mu sangat indah. Mengapa kau meninggalkan aku. … ” keluh Oki sedih.
KUSSUSANI
Bunga Krik Krik
Oki lalu menguburkan jangkriknya di halaman rumahnya. Saat itu Nirmala lewat. “Ah, kasihan, Oki. Jangkriknya mati. Aku harus menghiburnya,”gumam Nirmala.
KUSSUSANI
Bunga Krik Krik
Nirmala lalu mengambil bunga lonceng ungu. “Ki, untuk mengenang jangkrikmu, tanamlah bunga ini di atas kuburan jangkrikmu,” ujar Nirmala.
KUSSUSANI
Bunga Krik Krik
Oki segera menanam bunga itu. “Sahabatku, aku akan selalu mengenangmu. Sayang aku tak bisa lagi mendengar suaramu di malam hari,” bisik Oki.
KUSSUSANI
Bunga Krik Krik
Malam hari pun tiba. Diam-diam Nirmala datang lagi ke halaman rumah Oki. Nirmala lalu mengayunkan tongkatnya ke arah bunga-bunga lonceng di atas kuburan.
KUSSUSANI
Bunga Krik Krik
Wow, lihatlah! Bunga itu tumbuh menjadi rimbun. Dan ketika angin bertiup… “Krikk… krikk…” Wah, bunga-bunga itu mengeluarkan suara krik krik seperti jangkrik.
KUSSUSANI
Bunga Krik Krik
Oki terkejut mendengar suara jangkriknya.Ia segera membuka jendela. “Wah, bunga lonceng ungu itu bisa bersuara seperti jangkrikku!” seru Oki. “Ya, supaya kau tidak kesepian di malam hari,” ujar Nirmala sambil tersenyum. “Terima kasih, Nirmala. Kau sangat baik,”ujar Oki terharu. (Cerita : Vanda. P./ Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
KOMENTAR