Hari itu Runi dan Rudi libur sekolah. Seperti biasa, mereka akan memasak bersama di rumah. Bu Dini sudah menyiapkan perlengkapan memasak sejak malam sebelumnya.
“Ma, hari ini kita masak apa?” tanya Runi.
“Menunya rahasia, yang pasti enak, kok. Kamu pasti suka,” jawab Bu Dini. Jawaban itu membuat Runi makin penasaran.
“Runi, tolong ambilkan daun salam, cabai, dan serai di kebun, ya,” pinta Bu Dini.
“Iya, Ma,” jawab Runi.
“Tunggu, aku juga mau ikut ke kebun,” sahut Rudi.
Tanpa menunggu Rudi, Runi sudah berlari ke kebun. Sampai kemudian langkahnya terhenti. Runi tidak sendirian di kebun itu. Orang itu adalah seorang yang sudah dewasa bertopi caping. Dari tempatnya berdiri, Runi hanya bisa melihat punggungnya. Wajahnya tidak kelihatan.
Runi hampir saja berteriak ketika ada yang menyentuh punggungnya. Runi segera menutup mulutnya sendiri karena takut pada orang yang dilihatnya di kebun itu. Jantungnya berdegup kencang.
“Tenang. Ini aku,” bisik Rudi.
“Kamu mengagetkanku. Lihat, orang itu sedang menggali,” bisik Runi pelan.
Mendengar suara saudaranya, Rudi segera menempelkan jarinya di bibir, isyarat supaya tidak bersuara. Dengan langkah perlahan, Rudi mengendap-endap mendekati orang yang sedang berada di kebun itu. Runi mengikuti dari belakangnya. Tanpa sengaja, mereka menginjak daun dan ranting kering. Bunyinya berkeresak. Orang yang sedang berjongkok itu segera menegakkan tubuhnya. Sesaat Rudi dan Runi berdiri membeku melihatnya. Runi ketakutan melihat orang itu. Wajahnya tertutup brewok tebal yang membuatnya sangat sangar.
“Aaaaa!” teriak Runi sambil berlari ke arah rumah.
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR