“Lihat! Pohon tomat hutanku berbuah lebat! Besok aku akan memanennya,” pamer Lobi Lobi pada Bobo dan Doni. “Wuah, akan ada pesta tomat hutan, nih!” seru Bobo.
KUSSUSANI
Jejak misterius di kebun Lobi Lobi
“Oh, aku bangun kesiangan!” seru Lobi Lobi terkejut. “Bukankah hari ini aku harus memanen tomat hutanku?” Tapi, Lobi Lobi terkejut ketika mengintip ke luar jendela. “Haaa??? Tomat hutanku habis!!!”
KUSSUSANI
Jejak misterius di kebun Lobi Lobi
Lobi Lobi cepat-cepat bangun dan berlari keluar. “Wah, ada jejak-jejak mencurigakan di tanah. Siapa, ya, yang mencuri tomat hutanku? Aku harus menyelidikinya!” kata Lobi Lobi.
KUSSUSANI
Jejak misterius di kebun Lobi Lobi
“Petunjuk pertama!” kata Bobo sambil mengangkat sebuah saputangan. “Itu saputangan Ibu!” seru Lobi Lobi. “Masak Ibu mencuri di kebun sendiri?”
KUSSUSANI
Jejak misterius di kebun Lobi Lobi
“Ini juga petunjuk!” teriak Doni sampil menunjukkan garpu untuk memetik tomat hutan. “Itu punya Ayah!” jelas Lobi Lobi.
KUSSUSANI
Jejak misterius di kebun Lobi Lobi
Bobo memperhatikan jejak misterius di tanah. Dia lalu berlari masuk rumah Lobi Lobi dan keluar membawa sandal Ibu Lobi Lobi.
KUSSUSANI
Jejak misterius di kebun Lobi Lobi
Bobo mencocokkan alas sandal dengan jejak misterius di tanah. “Aha, dugaanku benar!” seru Bobo. “Jejak misterius terpecahkan. Kita menemukan pelakunya.” Lobi Lobi bingung. “Bukan Ayah dan Ibu, kan?”
KUSSUSANI
Jejak misterius di kebun Lobi Lobi
“Ibu dan Ayah yang memetiknya. Kami sudah membangunkanmu, tapi kamu tidak mau bangun,” jelas Ibu Lobi Lobi. Oooh, Lobi Lobi lega. Untung tomat hutannya tidak dicuri. “Kali lain, aku harus bangun lebih pagi". (Cerita:Vero/ Ilustrasi: Rudi)
KOMENTAR