Pagi hari yang ceria di hutan Dimba. Udara begitu segar, burung-burung bernyanyi merdu. Pipit terbang riang dan hinggap di dahan pohon tempat Dimba makan pucuk-pucuk daun.
"Dimba, ada berita besar! Berita besaaar!" teriak Pipit bersemangat.
"Ada berita apa, Pit?" Dimba tersenyum melihat kelincahan burung mungil sahabatnya itu.
"Pangeran sedang mencari gajah untuk teman bermainnya," lanjut Pipit.
"Huh, pagi-pagi kalian sudah ribut," ujar suara sesosok besar. Wah, Dambo datang! Gajah besar itu memberi pandangan mengejek pada Dimba dan Pipit.
"Lagipula itu bukan berita besar!" lanjut Dambo. "Pangeran itu pasti memilihku. Kalian lihat tubuhku, begitu besar dan gagah."
Sambil tertawa-tawa, Dambo berlalu dari hadapan mereka berdua. Pipit cemberut kesal, sementara Dimba menunduk sedih.
"Huh, gajah sombong!" gerutu Pipit. "Sudah, jangan dipikirkan! Belum tentu Pangeran itu memilih Dambo," hibur Pipit.
Namun, Dimba si gajah kecil tetap saja sedih. Akhirnya Pipit mengajaknya ke sungai. "Mandi membuat badan segar dan pikiran tidak suntuk, lo!" bujuk Pipit.
Mulanya Dimba masih murung. Namun lama kelamaan dia menjadi ceria. Dengan asyik dia menyembur-nyemburkan air dengan belalainya.
"Huh, mandi berapa lama pun tidak akan membuatmu jadi gagah. Pangeran itu tetap akan memilihku!" ujar Dambo sambil mencelupkan dirinya di air sungai.
Dimba yang semula gembira menjadi sedih kembali.
"Hei, gajah lincah, kenapa berhenti bermain-main? Aku suka sekali melihatmu menyembur-nyemburkan air, lo!" sapa seorang anak kecil, ramah.
"Eh, benarkah?" ujar Dimba senang.
Anak itu mengangguk. Di sebelah anak itu, tampak ada seorang pemuda seperti pengawalnya.
Dambo yang ada di dekat mereka, masih saja mencibir. "Huh, anak kecil itu memang suka padamu. Tapi, Pangeran itu pasti tidak peduli padamu."
Sampai lama, Dimba asyik bermain-main dengan Pipit dan teman barunya. Dambo bersungut-sungut di dekat mereka.
"Dimba, bagaimana kalau kamu tinggal di istanaku?" tanya anak itu tiba-tiba.
Dimba dan Pipit terkejut. Apalagi Dambo yang ikut mendengarkan.
"Wah, jadi kamu Pangeran yang sedang mencari gajah untuk teman bermain itu, ya?" tegas Pipit.
"Iya," jawab anak yang ternyata pangeran kecil itu malu-malu. "Aku memang masih kecil. Tapi kamu tetap mau, kan, tinggal di istanaku?" ujar Pangeran itu lagi.
Tentu saja Dimba mau! Dambo sampai terbengong-bengong waktu sang Pangeran, Dimba dan Pipit berlalu dari hadapannya. Dia menyesal selalu meremehkan Dimba si gajah kecil!
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR