Di kota tua biasanya banyak terdapat bangunan-bangunan tua yang khas. Sama halnya seperti kota tua yang ada di sekitar Jalan Gajah Mada, Denpasar, Bali ini.
Pusat Perdagangan
Dari dulu hingga kini, kawasan Jalan Gajah Mada menjadi pusat kawasan perdagangan. Pada masa lalu, kawasan ini juga sering disebut Pecinan Gadjah Mada, yang berarti tempat tinggal para pedagang beretnis Tionghoa. Meski banyak terdapat pedangang beretnis Tionghoa, di tempat ini juga ada pedagang dari Arab dan India.
Pasar Terbesar di Kota Denpasar
Di kawasan Jalan Gajah Mada ini, terdapat pasar terbesar di Kota Denpasar, yaitu Pasar Badung. Saat ini, Pasar Badung sedang dalam masa perbaikan setelah kebakaran yang terjadi beberapa bulan lalu.
Di sebelah Pasar Badung juga ada Pasar Seni Kumbasari. Di sini dijual perlengkapan persembahyangan dan berbagai kerajinan untuk oleh-oleh.
Selain pasar, di sepanjang Jalan Gajah Mada ini juga ada berbagai toko kain yang biasa digunakan sebagai bahan pakaian adat Bali.
Ramah Pejalan Kaki
Kawasan Jalan Gajah Mada memang dibuat ramah pejalan kaki. Tersedia trotoar yang nyaman untuk berjalan sambil menikmati gedung-gedung tua tempo dulu. Di tempat ini, pejalan kaki juga bisa melihat aliran sungai yang bernama Tukad Badung dan pura yang letaknya berseberangan.
Kawasan Heritage
Sejak tahun 2008, di kawasan ini dipasang sebuah tanda mirip prasasti yang bertuliskan “Kawasan Heritage Jalan Gajah Mada, Denpasar”. Hal ini dilakukan karena kawasan ini memiliki sejarah dan kebudayaan yang patut untuk dijaga.
Walaupun saat ini telah dilakukan beberapa renovasi gedung, tetapi suasana Jalan Gajah Mada tetap menyimpan kenangan sebuah kota tua yang hidup sejak zaman dahulu. Rancangan bangunan khas Bali pun masih kental terasa.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR