Di desa-desa di Swedia banyak dibangun rumah kayu. Uniknya, dinding rumah-rumah itu dicat dengan warna merah bata yang disebut merah falu atau falu red atau falun red. Warna merah itu dipadukan dengan kusen berwarna putih. Perbedaan warna yang kontras itu membuat rumah jadi cantik.
Cerita tentang warna falu red ini mengingatkan pada sejarah Swedia pada abad ke-16. Saat itu di desa Falun, di Dalarna, Swedia ada tambang tembaga yang besar, yang memproduksi 2/3 jumlah tembaga se-Eropa. Falun terletak di 222 km sebelah barat laut Stockholm, ibukota Swedia.
Selain tembaga, tambang itu juga menghasilkan sulfur, besi, dan mineral lainnya. Untuk memisahkan besi dari tembaga, digunakan cara yang sangat sederhana yaitu dibakar. Dari pembakaran itu menghasilkan tumpukan abu berwarna merah yang disebut roedmull.
Dari roedmull itulah penduduk membuat cat. Mengapa penduduk membuat cat dari roedmull? Ada 2 cerita.
Pertama, penduduk sekitar pertambangan memperhatikan bahwa tiang-tiang kayu yang berada di dalam roedmull tidak rusak atau lapuk. Dari situ muncullah ide untuk mengecat rumah kayu mereka dengan roedmull supaya awet.
Cerita kedua, warna roedmull mirip warna merah bata. Agar rumah kayu mereka menyerupai rumah berdinding bata, maka rumah kayu itu dicat dengan roedmull. Saat itu rumah berdinding batu bata hanya dimiliki oleh pedagang-pedagang kaya di Eropa.
Untuk membuat cat, penduduk mencampur roedmull dengan tepung gandum dan air. Cat ini diberi nama falu red atau falun red, artinya warna merah yang dihasilkan dari desa Falun. Falu red tidak mudah pudar. Konon Rumah hanya perlu dicat ulang setiap 20 tahun sekali.
Awalnya falu red dianggap warna kampungan, karena murah dan hanya digunakan orang-orang desa. Orang kota tak mau menggunakan falu red.
Sekarang falu red menjadi warna favorit dan warna kebanggaan seluruh warga Swedia. Warna falu red sekarang tidak hanya terbuat dari roedmull. Cat-cat modern pun sudah membuat warna falu red.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR