Ada yang tahu dengan Museum Konferensi Asia Afrika? Jika ada, coba tebak di mana lokasi museum itu?
Museum Konferensi Asia Afrika berada di Jalan Asia-Afrika No. 65, Kota Bandung, Jawa Barat. Museum yang memiliki luas 7.500 meter persegi ini didirikan pada 24 April 1980. Tanggal itu bertepatan dengan peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Museum Konferensi Asia Afrika dibangun karena para pemimpin bangsa yang ada di Asia dan Afrika ingin mengetahui Gedung Merdeka yang menjadi tempat dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika.
Nah, karena hal itulah Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S. H., memiliki ide untuk membangun sebuah museum.
Ide beliau disampaikan kepada panitia peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika. Akhirnya, diresmikanlah museum ini saat peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika.
Museum ini dulunya berada di bawah wewenang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, tapi sempat mengalami beberapa kali perpindahan wewenang.
Hingga akhirnya, saat ini Museum Konferensi Asia Afrika berada di bawah koordinasi Direktorat Diplomasi Publik. Untuk pengolahannya, berada di bawah koordinasi Departemen Luar Negeri dan Pemerintah Daerah Tingkat I Provinsi Jawa Barat.
O ya, berbicara soal Museum Konferensi Asia Afrika, apakah ada yang tahu tentang Konferensi Asia Afrika?
Konferensi Asia Afrika adalah sebuah konferensi yang bertujuan untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika, sekaligus melawan kolonialisme dan neokolonialisme yang saat itu banyak terjadi. Negara yang mengikuti konferensi ini kebanyakan negara yang baru saja merdeka.
Konferensi ini diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dulu adalah Burma), Sri Lanka (dulu adalah Ceylon), India, dan Pakistan. Acara ini berlangsung pada 18 - 24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung. O ya, Konferensi Asia Afrika ini diikuti oleh 29 negara dan menghasilkan Dasasila Bandung.
Itulah sekilas yang Bobo ketahui tentang Museum Konferensi Asia Afrika yang terletak di Kota Bandung, Jawa Barat!
Teks: Willa, Foto: Creative Commons
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR