Nirmala sedang membuat tugas sekolah tentang kehidupan serangga. Oki dan Felip bermain di padang rumput. “Heei, aku dapat belalang besar!” teriak Felip. “Aku juga! Belalangku lebih besar!” balas Oki tak mau kalah. “Belalangku lebih cepat!” kata Felip lagi. “Tahu darimana kamu?” tantang Oki.
KUSSUSANI
Balap Belalang
“Kamu mau tahu, belalang siapa yang larinya lebih cepat? Nih, begini caranya!” kata Felip, lalu mengambil tongkat Nirmala.
“Ayo kita adu balap belalang!” katanya lagi.
KUSSUSANI
Balap Belalang
Felip mengayunkan tongkat. Seketika ia dan Oki menjadi kecil. Dua ekor belalang di sebelah mereka kini tampak besar sekali.
“Ayo, kita naik belalang!” ajak Felip.
KUSSUSANI
Balap Belalang
Mereka berdua naik ke punggung belalang. Tapi di luar dugaan mereka, belalang itu tidak lari.
Melainkan melompat tinggi sekali. “Aaaa…” Oki dan Felip berteriak panik.
KUSSUSANI
Balap Belalang
Pegangan mereka terlepas. SYUUUT… Oki dan Felip terlempar dari punggung belalang.
GUSSRAKK! Mereka berdua tersangkut di tumbuhan berduri. “Aaaa…”
KUSSUSANI
Balap Belalang
Nirmala menghampiri mereka. “Oki, Felip… Apa kamu berdua tidak tahu?
Kalau mengendarai belalang, kalian harusnya bikin lomba loncat, bukan lomba lari. Belalangkan suka melompat!” ledek Nirmala.
“Aduh…duh…” Oki dan Felip hanya bisa mengeluh. Sebab mereka tertusuk duri-duri tumbuhan.
(Cerita: Vanda P./ Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
20 Contoh Kalimat dengan Kata Berantonim, Materi Bahasa Indonesia
KOMENTAR