"Apa kau punya ide untuk membuat kota Fes terkenal, hai Abu?" tanya Raja Mulay.
"Benar Paduka. Hamba membawa ini," jawab Abu sambil menunjukkan barang yang dibawa dengan tangan kanannya.
Abu mengeluarkan topi berbentuk bundar seperti peci. Terbuat dari bulu, berwarna merah dan mempunyai rumbai-rumbai di atasnya.
"Apa istimewanya topi itu? Apakah kau bercanda, hai anak kecil?"
"Sama sekali tidak, Paduka. Topi ini akan membuat kota Fes terkenal dan akan diingat orang selamanya."
"Bagaimana bisa?" tanya Raja Mulay keheranan.
"Jika Paduka memakai topi ini sebagai pengganti sorban, semua laki-laki di kota Fes akan ikut memakainya pula. Mereka akan memakai apa pun yang dipakai rajanya."
"Benar. Tetapi bagaimana bisa membuat kota Fes terkenal?"
"Pengunjung kota Fes akan melihat topi ini dipakai oleh setiap laki-laki kota Fes. Mereka tentu akan membeli dan turut memakai."
Raja Mulay berpikir sejenak dan berkata, "Benar, tetapi bagaimana bisa membuat kota Fes terkenal? Kau semakin membuatku bingung."
"Maafkan hamba, Paduka," Abu melanjutkan, "Lama-kelamaan, orang-orang di kota lain juga akan tertarik memakainya. Sebab topi ini sangat nyaman dipakai. Silakan Paduka mencobanya. Topi ini akan melindungi Paduka dari terik sinar matahari. Lebih ringan dari sorban dan rumbai-rumbai di atasnya untuk membersihkan debu yang menempel pada topi."
Raja Mulay pun tertarik ingin mencoba. Sambil bercermin Raja Mulay bergaya, "Oh...bagus sekali. Tetapi, jika seluruh laki-laki di Maroko memakai topi seperti ini, bagaimana kota Fes bisa terkenal?" masih saja Raja Mulay bertanya.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR