Sst, di desa ini kita akan menemukan banyaaaak kejutan. Kabarnya, desa ini adalah desa yang kaya raya.
Kemajuan Pesat
Seperti halnya desa-desa kebanyakan, desa ini juga dihuni oleh penduduk. Sekitar tahun 1961, desa ini hanya dihuni oleh 1.520 penduduk. Desa Huaxi terletak di Provinsi Jiangsu, Tiongkok, desa ini termasuk desa kecil dan juga terbelakang. Sejak dipimpin oleh Pak Wu Renbao, desa ini mengalami kemajuan pesat.
Sang Pelopor
Di bawah kepemimpinan Pak Wu, desa Huaxi dikenal sebagai desa terkaya di dunia. Dulu, Pak Wu bekerja sebagai Sekretaris Partai di desa ini. Ia berasal dari keluarga petani dan tidak memiliki pendidikan tinggi. Namun, berkat kesabaran dan kerja kerasnya, kini semua penduduk desa Huaxi dapat merasakan pendidikan gratis.
Usaha Bersama
Kemakmuran desa Huaxi ini diperoleh berkat kerjasama semua penduduk. Pada waktu itu, Pak Wu menyarankan agar penduduk desa membuat usaha sendiri. Akhirnya, penduduk desa Huaxi banyak yang membuka usaha di bidang pertanian. Usulan pun berhasil.
Pak Wu, kembali mengajak masyarakatnya untuk mengembangkan usaha di bidang industri, seperti membuat pipa baja. Hasil produksi pipa baja di desa ini meningkat pesat. Pipa baja itu banyak dikirim ke berbagai negara, seperti Amerika, Kanada, Eropa, Australia, dan Negara-Negara di Asia Tenggara.
Ikon Desa
Kalau memasuki desa ini, kaita akan melihat gedung bertingkat yang sangaaaat tinggi. Gedung ini menjadi ikon desa Huaxi, namanya Hanging of Village Huaxi. Gedung pencakar langit atau skyscraper ini dibangun untuk memperingati 50 tahun kejayaan Desa Huaxi. Gedung yang mirip seperti trofi Piala Dunia ini memiliki tinggi 328 meter, tingginya mengalahkan tinggi Menara Eiffel di Prancis, lo. O ya, di lantai 60 terdapat sebuah patung sapi jantan yang terbuat dari 1 ton emas murni. Wiih! Dan gedung ini mempunyai 800 kamar yang dapat menampung 2.000 pengunjung.
O iya, penduduk desa Huaxi rata-rata memiliki simpanan uang di bank sebesar Rp 2,5 miliyar, ditambah lagi rumah mewah dan juga mobil. Wow!
Fakta Lain :
Penulis | : | Marisa Febrilian |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR