“Oh, jadi inikah keajaiban yang diberikan Peri Bintang Biru kepadaku,” pikir Spini dalam hati.
“Wah! Benar-benar emas murni! Ayo kita tangkap laba-laba ini. la akan membuat kita kaya!” usul salah seorang anak.
Anehnya, Spini tak berusaha menghindar ketika anak-anak itu menangkapnya. Ia bahkan merasa bangga sekali.
“Aku akan membuat kalian terus mengagumiku!” janji Spini. Spini kemudian ditempatkan di dalam sebuah ruangan yang mewah.
“Ayo, pintalkan sarang emas buat kami, Laba-laba Manis! Ayo pintal lagi! Pintal lagi! Pintal lagi!” sorak anak-anak kegirangan.
Sementara itu, Spini terus memintal dan memintal. Sampai ruangan mewah itu nyaris penuh dengan sarang emas. Celakanya, anak-anak itu tak pernah merasa puas. Mereka menyuruh Spini terus mengeluarkan benang emas sampai badan Spini terasa sangat lemas.
Spini kemudian menyadari ketololannya. Ia sadar bahwa kesombongannya telah dimanfaatkan oleh manusia. Akibatnya, ia sendiri yang sengsara. Spini ingin sekali melarikan diri. Namun, rasanya tidak ada kesempatan untuk melakukan keinginannya itu. Sebab, anak-anak itu menjaganya dengan ketat. Untung, Nenek yang baik hati itu segera muncul. Nenek itu heran melihat keempat cucunya tiba-tiba berubah menyukai seekor laba-laba. Setelah tahu sebabnya, Nenek itu memarahi mereka.
“Astaga! Kalian telah menyiksa binatang itu!” seru Nenek.
“Tetapi, Nek. la bisa membuat kita kaya,” jawab mereka.
“Kalian sungguh kejam. Ketamakan kalian itu bisa membuat binatang itu binasa. Ayo segera tinggalkan tempat ini!” kata Nenek tegas.
Keempat anak itu pergi dengan wajah kecewa. Oh, Spini merasa lega sekali. Ternyata, masih ada manusia yang berhati emas seperti Nenek ini, pikirnya.
“Kasihan kau, Laba-laba Manis!” ujar Nenek lembut. “Mari kubebaskan kau!”
Makna Pancasila Sila Ketiga bagi Masyarakat, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR